Tradisi Nyangku, Strategi Dakwah Berbalut Tradisi Pada Masyarakat Panjalu

383

Panjalu, (Ansorjabar Online)

Selain pesona alamnya, bumi priangan dikenal luas dengan kekayaan adat istiadat dan kebudayaannya. Warisan para leluhur yang memiliki kandungan nilai yang luar biasa, baik secara sosial maupun budaya. Bahkan tidak sedikiti warisan kebudyaan itu merupakan bagian daripada strategi dakwah atau syiar untuk lebih mendekatkan ajaran Islam kepada masyarakatnya.

“Upacara adat nyangku ini merupakan Warisan para leluhur Kerajaan Panjalu. Jadi ini bagian tidak terpisahkan dengan proses sejarah masyarakat disini yang hadir secara turun temurun”, kata Ketua PC GP Ansor Ciamis Dandeu Rifai Hilmi.

Tradisi Nyangku ini, lanjut Dandeu, diadakan sejak abad ke 7 oleh salah satu Raja Panjalu yaitu Sangyang Borosngora sebagai sarana dakwah  untuk mensyiarkan Islam di tengah masyarakat melalui pendekatan kebudayaan.

“Bagian daripada proses kreatif Raja Panjalu saat itu agar ajaran Islam mudah diterima melalui pendekatan tradisi yang telah berkembang ditengah masyarakat”, lanjutnya.

Dijelaskan oleh Dandeu, Upacara  Adat  Nyangku  bagi  masyarakat  sekitar Panjalu merupakan  suatu  ritual  yang  sakral  dan  wajib  dilakukan  pada bulan  Rabiul  Awal  tahun  Hijriah  minggu  terakhir  yang  dilaksanakan pada hari  senin  atau hari  kamis.

“Upacara  Adat Nyangku pada zaman dahulu   adalah   untuk   membersihkan pusaka Kerajaan  Panjalu  dan  sebagai  salah  satu  misi  penyebaran  Agama  Islam”, jelasnya.

Tujuan  dari  penyelenggaraan  Upacara  Adat  Nyangku  sekarang  hanyalah sebatas membersihkan benda-benda    pusaka    peninggalan    Kerajaan Panjalu.

“Pesan utama yang bisa kita tangkap adalah untuk membersihkan  diri dari  segala  sesuatu  yang  dilarang  oleh  Agama Islam.  Selain itu, dalam rangka memperingati  Maulid  Nabi Muhammad SAW,    serta    sebagai    sarana    untuk   mempererat    tali    persaudaraan masyarakat Panjalu”, tuturnya.

Sebagai bagian melestarikan tradisi leluhur ini, kata Dandeu, kader-kader  Ansor Ciamis turut hadir berpartisipasi memeriahkan acara.

“Generasi saat ini perlu belajar pada siroh para leluhur. Tradisi yang baik dapat jadi sarana dakwah dan syiar, agar ajaran agama bisa lebih dekat dengan masyarakat. Jangan gegabah berkata bid’ah, tanpa paham wilayah sejarahnya”, pungkas Dandeu. (Rus).