Sekretaris Ansor Kota Bekasi : KS NIK Sebagai Solusi Kebutuhan Kesehatan Warga

106
BEKASI – Langkah Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang tidak ingin ada warganya ditolak oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) saat berobat dinilai sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga khusunya dalam bidang kesehatan. Pasalnya, pelayanan kesehatan dinilai menjadi kebutuhan mutlak yang harus diberikan oleh pihak rumah sakit terhadap pasien.
“Saya rasa ini langka yang sangat baik, dan harus terus dikawal, dengan adanya sidak pemerintah Kota Bekasi  yang dipimpin langsung oleh walikota membuktikan bahwa adanya praktek jual beli kamar di RSUD,” kata Sekertaris GP Ansor Kota Bekasi, Hasan Mukhtar di Bekasi, Sabtu (18/2/1017).
Menurutnya, praktek jual beli kamar pasien di RSUD sudah menjadi hal yang lumrah, mudah-mudahan dengan adanya sidak ini kedepanya RSUD Kota Bekasi tidak lagi berani menolak pasien dari berbagai latar kehidupan sosialnya, sehingga masyarakat Kota Beksi bisa terpenuhi dalam kebutuhan kesehatan.
“Jika warganya sehat, pemeritahnya sehat, saya optimis Kota Bekasi bisa menjadi kota yang ramah dan nyaman dihuni bagi setiap lapisan masyrakat,” katanya.
Sementara itu mengenai program Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Keluarga (KS NIK) yang akan diluncurkan pemerintah Kota Bekasi dinilai sangat positif, untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarak khusunya dari keluarga pra sejahtera yang notabenya tidak bisa ikut program BPJS Kesehatan secara pribadi.
“Yang terpenting adalah, peran RT RW dan kelurahan untuk mendata mana-mana warga yang berhak untuk mendapatkan fasilitas itu, jangan sampai salah sasaran dan tidak tepat sasaran sehingga warga yang seharusnya mendapatkan pelayanan malah ditelantarkan,” imbuhnya.
Hasan menegaskan, Ansor dan Banser Kota Bekasi siap mengawal program kesehatan sosial itu. “Jika diperlukan kami siap untuk melakukan monitoring disetiap rumah sakit yang menolak pasien dengan alasan kekosongan kamar,” tuturnya.
Sebelumnya, Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, menegaskan agar tidak ada pasien yang ditolak untuk dirawat di RSUD Kota Bekasi. Dia bahkan meminta agar informasi kamar kosong lebih diperjelas. “Saya tidak ingin ada pasien yang ditolak dengan alasan kamar penuh,” tandasnya.(coki/edi)