Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor PAC Cariu ; Ikuti langkah Kiai NU

1164

Bogor, (ansorjabar online)
Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor memfasilitasi Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor untuk mengadakan pembukaan pengajian di Pondok Pesantren Ar-Risalah.

Dalam sambutannya Ustadz Asep Saprudin Nur selaku Ketua Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor memaparkan bahwa

“agar selamat di lingkungan masyarakat maka kita harus pandai beradaptasi dengan masyatakat sekitar dan hidup harus apa adanya jangan ada apanya”. Ungkapnya.

Selanjutnya sambutan dari Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Cabang Kabupaten Bogor dalam hal ini di wakili oleh Dr. Rijal Luqman Al-Farabi.

Beliau menuturkan dalam sambutannya bahwa “GP Ansor harus dekat dengan Para Kiai dan Ulama karena Kita lahir dari Keluarga Besar Santri, sehingga mari kita suburkan pesantren dengan kegiatan-kegiatan Aswaja Annahdhiyyah ‘ala manhaj Asy’ariyah wal Maturidiyah terutama oleh GP Ansor, di awali dengan Shilaturrahmi, Shilatul ‘ilmi dan Shilaturrizqi” Paparnya.

Pria yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Gerakan Pemuda Ansor Pimpinam Cabang Kabupaten Bogor ini juga memaparkan bahwa,

“Berkarya di GP Ansor harus didasari dengan niat yang ikhlas sesuai dengan amanat Mbah Hasyim Asy’ari dan dalam GP Ansor ada Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor sebagai wadah Shilatul ‘ilmi nya GP Ansor”, ungkapnya.

Sampai pada acara pembukaan pengajian yang di isi oleh Drs. KH. Muhammad Chozin Mahmud, MM. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa NU hari ini terbagi menjadi dua ada NU jama’ah dan ada NU Jam’iyyah.

Ada Warga NU yang hanya menjalankan ‘amaliyah NU seperti Ratiban, Tahlilan, Rajaban, Muludan, Diba’ dan sebagainya. Ada juga warga NU yang masuk ke dalam wadah Struktural, yang artinya menjadi pengurus dalam Badan Otonom dan Lembaga NU dan ini yang dinamakan dengan NU Jam’iyyah. Warga NU yang sudah pernah berbaiat pada Jam’iyyah NU.

“GP Ansor sebagai kepanjangan tangan NU harus bisa mengikuti langkah-langkah para Kiai NU. Apa saja langkahnya? Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh. Harus menjadi penengah, penyeimbang dan toleransi terhadap keberagaman. GP Ansor lahir dari Rahim NU dan menjadi anak kandung karena resmi karena adanya GP Ansor lahir dari Mu’tamar NU. Bukan yang lahir dari luar rahim NU”.paparnya

Pria yang lahir di Kebumen dan kini menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Ar-Risalah ini melanjutkan bahwa “GP Ansor sebagai kepanjangan tangan dari NU adalah Organisasi Pemuda terhebat di Indonesia karena kontinuitas Organisasi adalah pengkaderan bagi para anggotanya dan dari tahun 1934 pelatihan GP Ansor dimulai dari PKD, PKL dan PKN tidak pernah putus”.paparnya.

“Di GP Ansor ada 4 karakter yang harus ditanamkan, yang pertama adalah tentang Kepemudaan sesuai dengan perkataan Bung Karno berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia, pemuda harus kreatif, inovatif dan idealis. Inilah pemuda, yang kedua Kerakyatan, kita harus merakyat dan merakyatkan NU di tengah masyarakat. Maka kenalkan Ansor dengan memakai atribut GP Ansor dimanapun. Ketiga adalah Keislaman, jangan lupa juga bahwa kita santri maka harus selalu menggunakan atribut-atribut santri seperti sarung dan peci, terakhir adalah Kebangsaan, bagi NU NKRI adalah harga mati, Negara ini didirikan bukan oleh satu Agama saja maka prioritas kita adalah memperjuangkan NKRI dan perangkatnya seperti Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 45. Ikrarkan bahwa NKRI adalah final dan harga mati”. Tutupnya (aziz ian)