Ajengan Agus : Pemerintah Tidak Anti Islam

71

Ajengan Agus : Pemerintah Tidak Anti Islam

Ajengan Agus Ramdhani, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya tidak percaya dengan propoganda bahwa Presiden Jokowi anti terhadap agama Islam.

Hal itu diungkapkan dalam acara Diskusi dan Deklarasi Kyai dan Santri Dukung Kepemimpinan Nasional; Meneladani Keoemimpinan Yang Amanah, yang dihelat di Pondok Pesantren Al Huda Sariwangi – Tasikmalaya (28/05/2018).

“Kalau benar Jokowi anti Islam, pernahkah kita merasa terganggu kenyamanan kita ketika beribadah. Atau melarang praktek bergama,” tanya Ajengan Agus.

Presiden Jokowi dalam pandangan Ajengan Agus justru Presiden yang sangat memperhatikan ummat Islam.

“Khusunya pesantren. Pertama, tanggal 22 Oktober ditetapkan menjadi Hari Santri Nasional. Yang kedua, Presiden Jokowi banyak menyambangi pesantren, ” terang Ajengan Agus.

Sebagai negara besar, Indonesia telah memilih demokasi sebagai pilihan dalam sistem kenegaraan. Tantangan demokrasi adalah terjadinya friksi di masyarakat.

“Sampai hari ini masih saja ada orang yang belum menerima hasil Pilihan Presiden 2014. Padahal Presiden Jokowi dipilih secara konstitusional,” tegasnya.

Ajengan Agus menilai banyak prestasi yang ditorehkan selama kepemimpian Presiden Jokowi.

“Proyek infrastruktur. Itu sangat strategis agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Banyak yang memprediksikan Indonesia akan menjadi begara maju. Begitu juga banyak pesantren yang dapat perhatian dari pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu ditemui setelah kegiatan, Ketua Panitia dikusi yang juga Ketua Jaringan Santri Nusantara menegaskan, Agus Miftah menjelaskan acara diskusi sengaja digelar sebagai sarana eduksi masyarakat.

“Kita sebagai santri harus bangga. Karena kita banyak berkontribusi. Tapi bukan berarti sombong. Tetapi bagaimana kita justru meningkatkan kontribusi kita kepada negara,” kata Agus.

Agus merasa prihatin banyaknya berita bohong dan ujaran kebencian yang berseliweran di media sosial.

“Semua elemen harus urun rembug. Jangan sampai, kita menjadi negara yang menjadikan itu sebagai sesuai yang normal. Acara ini bisa menjadi wahana menyatukan persepsi itu,” katanya.

Selain ditutup dengan buka bersama, Jaringan Santri Nusantara mendeklarasikan dukungan dan dorongan bagi pemerintah.