Guar Budaya tutup Safari Ramadhan Santri Lirboyo Daerah Priyangan

28

Kegiatan Safari Ramadhan Santri Lirboyo daerah Priyangan di tutup dengan gelar budaya.

Penutupan Safari Ramadhan ini bertempat di lapangan pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri Tanjungkerta Sumedang, senin (25/04/22).

Sumedang menjadi pusat tempat Safari Ramadhan Santri Lirboyo daerah Priyangan yang tersebar di beberapa desa yang ada di Kecamatan Tanjungkerta.

tema yang di ambil yaitu sejarah perjuangan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama dalam menyebarkan agama Islam lewat budaya di Sumedang.

Pengisi guar budaya ini diantaranya bupati Sumedang Dony Ahmad Munir sekaligus Cucu dari Mama Syatibi yang dalam sejarah nya seorang salah satu kiyai penyebar agama Islam di Sumedang.

Di dampingi oleh KH. Juhadi muhammad ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat sekaligus ketua Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Jabar, Raden luky Djohari dari Kerajaan Sumedang juga KH. Sa’dulloh selaku pimpinan pesantren Al-Hikamussalafiyyah.

Dalam Sambutannya Abdun Selaku ketua panitia Safari Ramadhan mengatakan “dengan di adakannya Safari Ramadhan ponpes Lirboyo, daerah Priyangan banyak pengalaman yang kami petik”.

“Bagaimana cara bermuhasyaroh di masyarakat dengan baik, juga cara mentransformasi kan ilmu yang kami pelajari selama di pondok”, tegasnya.

Ungkapan terimakasih juga terucap dari bupati Sumedang secara khusus untuk para santri Lirboyo daerah Priyangan yang terhubung dari beberapa kabupaten diantaranya garut, Sumedang, dan bandung.

“berkaitan dengan budaya ini saya ingin menyampaikan Sumedang sendiri memiliki visi Sumedang Simpati”, Ucap bupati

“Simpati itu Sejahtera, agamis, maju,profesional dan kreatif. Sejahtera masyarakatnya agamis baik akhlaknya, maju daerahnya, profesional aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan kreatif ekonominya dalam menciptakan lapangan pekerjaan”, pungkasnya.

Bupati Sumedang mengatakan “berkaitan dengan tema sejarah perjuangan tokoh NU dalam menyebarkan agama islam di Sumedang, saya menggaris bawahi Almuhafadzotu ala qodimu sholih Wal akhdzu Bil jadidil ashlah. Melestarikan budaya lama-lama yang baik dan menggali nilai baru yang lebih baik.

Dahulu mama Syatibi sangat luar biasa, Penuh keikhlasan. Perjuangannya sampai jalan kaki ke tempat-tempat untuk berdakwah di seputar Kabupaten Sumedang,itu dilakukan secara konsisten untuk mendakwahkan islam berpahaman Ahlu Sunah Waljamaah.

“Pesan dan kesan yang dapat saya sampaikan dalam perjuangan tokoh-tokoh kiyai NU dalam menyebarkan Islam di Sumedang adalah keikhlasan dan keistiqomahannya”,tuturnya.

“Apa yang telah kami dapatkan, apa yang telah kami berikan, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat”, Harap Abdun

Dalam penutupnya Abdun juga berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh elemen masyarakat, yang telah membantu kegiatan kami. Karena tanpa ada mereka mungkin kami tidak bisa menjalankan tugas yang telah diamanatkan dari para masyayikh kepada kami.
***Helmi