Satu Hari Pengemis raup Untung, 200 ribu

145

Tidak hanya Kota-kota besar saja, Gelandangan dan Pengemis (gepeng) nampaknya mulai marak mendominasi sejumlah wilayah tak terkecuali Kabupaten Purwakata.

Banyak dari mereka sengaja memanfaatkan ramainya pusat perbelanjaan, jalanan dan terminal dengan tujuan untuk meminta belas kasih pengunjung.

Dari pantauan kami, di sepenjang jalan Kecamatan Kota, Jatiluhur, Sukatani dan Plered banyak peminta-minta bermunculan dengan beragam modus.

Ada dengan cara berdagang sambil memperlihatkan wajah kesedihan, ada juga yang menghandalkan cacat fisik yang dimiliknya. Rata-rata, para pengemis tersebut, datang dari luar Purwakarta yang sengaja mencari rezeki dengan cara meminta belas kasih.

Seperti di Jalan Raya Anjun Kecamatan Plered. Terlihat seorang ibu-ibu dengan gendongan meminta-minta dari toko ke toko, dengan membawa mangkuk plastik.

Dalam satu hari mengemis wanita yang mengaku asal Cirebon itu mendapatkan hasil Rp100 hingga 200 ribu dalam satu hari beroperasi. “Kalau lagi ramai bisa lebih dari pagi sampai sore untuk tidur bisa dimana saja,” katanya, Selasa (7/2/17).

Meski enggan dimintai keterangan lebih jauh, namun wanita tersebut mengatakan, Purwakarta sengaja dipilih karena merupakan salah satu tempat strategis untuk mencari nafkah ia beserta teman lainnya. “Kalau gak Purwakarta paling Bekasi dan Bandung biasanya sih lampu merah,” katanya.

Terpisah, Pihak, Dinas Sosilal Kabupaten Purwakarta melalui kasi Rehab Asep Ridwan mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan program pengarahan serta motifasi wirausaha bagi para gelandangan dan pengemis.

“Iya kemarin kita sudah bekerja sama dengan salah satu yayasan sosial dari Bekasi dan untuk pelaksanaanya sendiri yaitu pada tanggal 18 sampai 19 nanti,” beber Asep.

Meski begitu, Asep mengakui masih kesulitan dalam melakukan pendataan. Pasalnya, semakin hari para pengemis dan gelandangan kian menjamur di Purwakarta. Ditambah kata dia, para gepeng yang datang biasanya tidak perorangan melainkan bersifat bergerombol.

“Untuk memulangkan gepeng biasanya kita bekerja sama dengan Dinsos tempat gepeng itu tinggal. Tetapi pengalaman kemarin ketika kita pulangkan mereka kembali lagi ke Purwakarta,” pungkasnya. (ans)