Asyiknya Peringatan Isra Mi’raj di Majelis Al-Afifiyah, Mau Tahu Kenapa?

310

Bandung, (ansorjabar online)
Ada yang menarik dengan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang diselenggaran Taman Belajar Al-Afifiyah, Sabtu (22/04/2017). Selain Ceramah dari Muballigh, Taman belajar yang berlokasi di Belakang Perum Kopo Elok Kel.Cirangrang Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung ini, panitia juga menyuguhkan tarian dan Liweutan.

Sebelum acara tabligh akbar digelar, para santri dan jamaah larut bersama dalam Tarian Persatuan Gemu Famire, Lagu dan tarian khas masyarakat Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur yang lagi ngetrend saat ini hingga mancanegara. Selain itu, mereka juga menikmati suguhan liweut dengan aneka hidangan khasnya. Nampak kebersamaan dan keceriaan dari para jamaah yang hadir.

Menurut Pengasuh Taman Belajar Al Afifiyah KH. Wahyu Afif Al-Ghafiqi, nuansa peringatan Isra Mi’raj ini sebagai wujud syukur untuk kedamaian Indonesia yang kaya dengan beragam tradisi dan budaya.

“Alhamdulillah, semarak dan meriah. Ini merupakan wujud syukur masyarakat atas anugrah yang telah dikaruniakan Alloh kepada kita semua. Menjadi sarana silaturahmi menciptakan kebahagiaan bersama”, kata Kyai muda yang akrab dipanggil Kang Mako ini.

Kemudian, diuraikan Kang Mako, makna terpenting dari peringatan Isra dan Mi’raj ini harus meningkatkan nilai keimanan kepada Alloh melalui ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

“Setiap orang yang yang menggagungkan peristiwa Isra Miraj dengan menggelar, menghadiri, dan membantu pelaksanannya, insyaalloh kelak akan dikumpulkan di Syurga bersama Sayyiduna Abu Bakar yang meyakini akan kebenaran peristiwa tersebut,” ujarnya.

Perihal sikap masyarakat saat itu terhadap Isra Mi’raj, diungkapkannya, terbelah dalan tiga kelompok. Pertama, Kelompok yang Percaya karena memandang peristiwa tersebut dengan kacamata keimanan yakni Abu Bakar As-Shidiq. Kedua, klompok yang tidak percaya karena mengedepankan akal pikirannya, dan Ketiga Klompok yang ragu-ragu akan peristiwa tersebut.

“Yang ketiga ini akalnya menolak tetapi faktanya yang bercerita adalah Nabi Muhammad SAW yang digelari Al Amin. Kita semua meyakini kebenarannya, jangan ada keraguan sedikitpun,” imbuhnya.

Kemudian, acara diisi dengan tabligh akbar dengan peceramah KH.Alawi Nurul Alam Al Bantani, Sekretaris LDNU Jabar.

Kyai Alawi mengajak seluruh kaum muslimin untuk lebih mempererat ukhuwah Islamiyah serta persaudaraan sebagai sesama manusia dengan umat agama lain dan lebih mencintai tanah air Indonesia.

“Kita semua sebagai warga masyarakat harus menghargai dan menghormati pilihan setiap orang, baik itu pilihan Politik,Kepercayaan dll,” pesan Kyai Alawi. (edi).