RIJALUL ANSOR HARUS LEBIH MEMANTAPKAN MAJELIS DZIKIR DAN MAJELIS FIKIR

933

Pada acara Halaqoh Rijalul Ansor ketua PW GP Ansor Jabar Kyai Deni Ahmad Haidar Menyampaikan ceramahnya sebagai berikut :

Bahwa Kelompok radikal merasa dirinya paling berjasa atas pengembangan agama dan umat di Indonesia, dia dengan mudah membajak cara dakwah ulama ulama NU, seakan akan amaliah yang berkembang di masyarakat itu prodak mereka, Padahal yang lebih duluan melakukan amaliah muludan dan Rajaban serta amaliah amaliah yang lainnya, adalah ulama ulama NU, kyai kyai kita lebih menitik beratkan dakwah bagaimana tata cara sholat yang benar, berakhlak yang benar, bermasyarkat yang benar dan bernegara yang benar, dan yang memprihatinkan masyarakat pun tidak sadar bahwa yang dia amalkan tidak merasa datangnya dari kyai kyai NU.

Kelompok radikal datang lebih cenderung membahas soal kesalahan kesalahan ulama kita, dan mengkritik habis habisan tanpa ada solusi, padahal jelas kyai kyai kita banyak menciptakan prodak prodak unggulan misalnya pesantren buntut, pesantren cipasung, dan pesantren sempur banyak menciptakan kyai kyai unggulan yang penuh khidmat mengabdi kepada umat. Dia banyak berjasa mengembangkan agama islam di Indonesia dan menyelematkan umat dari kebodohan beragama.
Oleh karena itu MDS Rijalul Ansor harus punya peran penting di masyarakat, membrikan keyakinan kepada umatnya agar menjalin Majelis Dzikir dan Majelis Fikir yang rutin. Supaya ada isnstrumen yg kuat utk asawaja.

Menurut ketua MDS Rijalul Ansor Jabar Ahmad Anwar Nasihin bahwa Ngaji suatu kewajiban yg konkrit, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, dan itu harus dikuasai oleh Rijalul Ansor, kita harus berbicara tentang tradisi ulama salaf dengan materi kekinian, salah satunya di acara muludan dan rajaban, sebagai andalan media dakwah orang NU, harus dikembalikan tradisinya seperti jaman dulu, karena dulu di acara muludan dan rajaban itu di isi dengan acara tawasul marhaba dan sholawatan, selebihnya tausiah dari ulama setempat, kemudian akhir akhir ini 15 tahun kebelakang muludan sudah jauh dari ulama salaf di isi dengan tabligh akbar yang menghadirkan penceramah penceramah muda yang keras dan kocak, tanpa membawa materi yang mencerdaskan umat, malahan penceramahnya banyak memprovokasi umat dan menanam kebencian sesama umat, akhirnya idiologi umat pun bergeser dari tadinya santun menjadi beringas dari tadinya hormat kepada kyai malah jadi benci kepada kyai yang tidak keras. Bahkan yang paling berbahaya dia merasa paling benar dari pada kyai yang mengajar dia mengenal Islam.

MDS Rijalul Ansor Jabar akan merumuskan metodologi dakwah dan tabligh yang santun yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat, yang dapat disampikan secara masip dan tersetruktur. Kegiatan ini Insya Allah akan dilaksanakn setiap hari jumat awal bulan diawali pada tanggal 2 Februari 2017 hari jum’at jam 13.00. Dengan agenda rapat Tawasul, yasinan dan sholawatan dilanjutkan mengkaji kitab Risalah Ahlussunnah Waljamaah kemudian diakhiri dengan tema diskusi yang tematik.