MAMA KH. FUDOLI, SANG PEJUANG RESOLUSI JIHAD DARI PLERED PURWAKARTA

1926

Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Hal ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap para syuhada kemerdekaan.

Salah satunya ialah Almarhum alamgfurllah Mama KH. Fudoli salah satu pejuang resolusi jihad dan pelaku sejarah. Beliau merupakan salah satu putra daerah Plered Purwakarta. Namun jarang kader-kader NU di Purwakarta yang tahu persis perjuangannya.

Maka, dalam momentum hari santri ini, KH Anwar Nasihin yang merupakan Ketua Rijalul Ansor Jawa Barat, mengajak kepadaa kader Nahdliyin Purwakarta untuk  mengenang perjuangan Mama KH Fudoli.

“Patut kita teladani kesemangatn beliau dalam memerdekakan indonesia beliau sebagai tokoh NU purwakarta jarang tersentuh oleh pimpinan-pimpinan NU di Purwakarta. Padahal kalau di telusuri ternyata pembawa NU ke purwakarta adalah beliau,”ungkapnya

Ketika tahun 1938 hingga 1949, beliau mondok di Ponpes Tebuireng Jombang. Ketika menjadi santri, beliau tercatat sebagai santri yang aktif berjuang bersama Hadlratusyekh KH Hasyim Asy’ari, bahkan beliau turun langsung ketika perang di Surabaya 10 November. Beliau merupakan salah satu tentara hizbullah yang ikut langsung latihan di Cibarusah Bekasi.

Banyak jasa beliau dalam kemerdekaan RI. Sebagai seorang santri bersama santri-santri lainnya ikut perang mengusir penjajah. Beliau pernah terkena peluru tapi masih selamat dari kematian. Setelah pulang dari Pesantren Tebu Ireng, beliau  menjalankan nasihat gurunya KH Hasyim Asyari untuk menyebarkan  NU di plered Purwakarta. Sehingga dulu Kecamatan plered Merupakan  basis NU di Purwakarta.

Beliau lahir pada tahun 1901 dan wafat 28 oktober 1965 pada usia 70 tahun. Menurut cucunya, beliau mengajak para tokoh masyarakat dan ajengan plered untuk masuk di GP Ansor dan Banser.

Salah satunya pengikut beliau H. Misbah, Rd Muhasir dll. Ajakan beliau Juga  disambut baik oleh Alm. Kh Didi Izudin yang merupakan kakeknya H.Ahmad Anwar Nasihin. Beliau banyak mengajarkan agama dan nasionalisme terhadap teman ajengan dan para santri-santrinya

Dalam kitab tukilannya beliau menulis :”kuatnya Indonesia oleh Islam, kuatnya Islam oleh NU dan kuatnya NU oleh santri dan kyai yang peduli terhadap bangsa dan Negara”.

Kuatnya santri dan kyai dengan keikhlasan mengamalkan ilmunya, tidak menawarkan dirinya kepada penjajah untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan. Kyai dan santri yang kuat yaitu yang paham ilmu agama dan cinta tanah air.

Ketika tahun 1951 beliau membentuk GP Ansor dan Banser di Plered Dengan Ketua Pertamanya yaitu Rd H.Misbah dan komandan Banser KH. Didi Izudin. Setelah Pembentukan itu, banyak masyarakat yang merespon baik Terhadap pembentukan Ansor dan Banser di plered, hingga pada akhirnya GP Ansor Menyebar ke seluruh Pelosok di Kabupaten Purwakarta

Pada peringatan Hari Santri Nasional ini, Pengurus Ansor, Banser, Serta  KBNU di Kabupaten Purwakarta Mengadakan acara Ziarah dan Tahlil Bersama di Makom Beliau d Ponpes Empangasari Plered pukul 14.00 WIB (22/102016) hari Ahad. untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam mempertahankan Tanai Air Indonesia.