Lantunan Ayat Suci Menggema, Mengantarkan Ulama Pecinta Qur’an Itu

480

BANDUNG, (Ansorjabar Online) – Meninggalnya Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah Cicalengka, Kabupaten Bandung KH. Q. Ahmad Syahid menyisakan duka mendalam kerabat,santri, jama’ah dan masyarakat dari berbagai lapisan.

Kesedihan nampak dari raut wajah para pelayat dari berbagai daerah yang sejak pagi memadati komplek PP Al-Falah I Jl. Kapten Sangun, Cicalengka, Minggu (06/07/2017). Rencananya almarhum dimakamkan pada pukul 09.00.

Lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema oleh para pelayat sambil menunggu waktu pelaksanaan pemakaman.

“Kita kehilangan seorang guru, ulama panutan ummat,” kata seorang pelayat Nia Qolbunia yang juga pengurus Fatayat NU Kabupaten Bandung.

Kesedihan kaum muslim atas meninggalnya ulama yang dikenal merdu suaranya ini juga menghiasi dunia maya dan media sosial. Dalam pantauan ansorjabar online, sejak sore kemarin ungkapan duka dan belasungkawa beredar luas.

Dosen UIN Bandung H. Aang Abdul Mujib yang juga santri almarhum mengungkapkan dukacitanya :

Guruku,

lahir disambut dengan air mata kegembiraan, wafat dihantar dg air mata kehilangan.
Selamat jalan Guruku tercinta,
Selamat jalan Ahlul Qur’an,
Ya Allah, tempatkanlah beliau dalam pangkuan kemuliaan-Mu
al-fatihah!…
Ulama kelahiran Cicalengka tahun 1945 ini tercatat pernah menjadi juara MTQ Tingkat nasional pertama tahun 1968 di Ujung Pandang (kini Makasar), Sulawesi Selatan, hingga menembus ajang tingkat Internasional.
Beliau dikenal sebagai ulama pecinta Al-Qur’an yang santun,  handal dan disegani.
Dalam panggung politik, dalam beberapa periode di era orde baru, pernah menjadi anggota DPRD Jawa Barat.
Dikenal sebagai sahabat dekat Presiden RI ke-4 (almarhum) KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Dalam beberapa kesempatan, Pondok Pesantren Al-Falah menjadi tempat silaturahim Gusdur bersana para ulama dan menjaring asiprasi masyarakat. Bahkan saat PKB didera konflik internal, KH. Ahmad Syahid didaulat sebagai salah satu dewan Syuro DPP PKB versi Gusdur. (edi).