Fatiyah, Denwatser Anggun Dari Kota Kelahiran KH Abdul Chalim

334

Majalengka, Ansor Jabar Online

“Menjadi bagian dari Denwatser merupakan sebuah penghormatan dan kebanggaan tersendiri dalam hidupnya.”
Itulah yang dirasakan oleh Fatiyah gadis anggun kelahiran Majalengka.

Dengan berbekal informasi dari teman sesamanya yang mengaji di mushola yang sama, Fatiyah memutuskan untuk berkhidmah di Denwatser (Detasemen Wanita Banser) yang merupakan organisasi badan semi otonom di bawah naungan Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Menurutnya, Denwatser adalah tempat untuk melatih mental dan kepribadiannya menuju cita-cita mulia untuk berkhidmat pada ulama dan bangsa. Persis seperti yang diajarkan guru-gurunya selama ia mengaji al qur’an.

Desa Rajawangi adalah tempat kelahiran juga tempat awal menuntut ilmu agama nya. Tak jauh dari sana, tepatnya di desa Leuwimunding, terdapat Maqbaroh KH Abdul Chalim, salah satu ulama pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama, sehingga di tempatnya itu tercipta tradisi keagamaan yang bernuansa harakah Islam ahlu sunah wal jama’ah.

Awalnya, ia sering melihat para aktivis Nahdlatul Ulama berkumpul dan berkegiatan di desa nya itu. Lama-kelamaan timbul rasa ingin tahu dan ingin mengenal lebih jauh dengan menjadi bagian dari mereka.

‘Uway’ nama sapaan nya, dikenal sebagai remaja yang aktif dalam kegiatan pengajian dan olahraga fisik, ia juga lebih memilih untuk melabuhkan harapannya aktif di Denwatser dibanding organisasi pelajar yang diikuti oleh teman-teman seusianya.

Dengan mengikuti Diklatsar Banser di tahun 2019, Uway resmi menjadi anggota organisasi yang menaungi aktivitas pemuda Nahdlatul Ulama tersebut. Niatnya untuk berkhidmah dan mengembangkan diri dalam organisasi akhirnya terwujud, hingga sampai saat ini.

Menurutnya, Denwatser adalah kawah candradimuka untuk para remaja dan pemuda, yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga berupa pengalaman penguatan mental dan pembentukan kepribadian yang mulia.

“menjadi Denwatser itu adalah idola, karena, selain kita membiasakan diri untuk berakhlak yang baik di depan orang tua, para guru dan ulama, kita juga bisa belajar menghadapi orang lain dalam melaksanakan tugas pengamanan,” Ungkapnya saat diwawancarai, Rabu (02/08/2023).

Menurut Komandan Satuan Kordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Leuwimunding, Komandan Sanadi, selain dikagumi karena keanggunannya, fatiyah juga orangnya supel, mudah bergaul dan mempunyai semangat yang tinggi jika mendapatkan tugas pendampingan atau pengamanan di lapangan.

“Ia juga memiliki jiwa solidaritas dan loyalitas tinggi terhadap korpsnya itu.” Kata Komandan Sanadi.

Berdasarkan data yang diterima, tercatat ada 12 anggota Denwatser yang resmi di PAC Ansor kecamatan Leuwimunding.

Pewarta : Firman Saefatullah
Editor : Ilham Abdul Jabar