ELKAP Minta Pemerintah Ciptakan Universitas

128

Setelah dinonaktifkan Universitas Purwakarta, Lembaga Kajian Strategis Kebijakan Pembangunan (Elkap) Purwakarta menggelar Kajian secara komprehensif, agar pemerintah dapat menciptakan Universitas yang refresentatif di Purwakarta. Kajian yang digelar di Calabar Cafe, tepatnya di Jalan Kusumaatmatja Kelurahan Cipaisan Purwakarta ini menghadirkan sejumlah pemerhati kebijakan dan akademisi perguruan tinggi sebagai narasumber. Rabu (8/2/2017)

Direktur Eksekutif Elkap, Anas Ali Hamzah mengatakan Elkap akan melakukan kajian secara komprehensif untuk mendorong pemerintah agar mampu menginisiasi untuk memiliki perguruan tinggi daerah.

“Kita dorong dan beri masukan pemerintah daerah agar juga mau mengurusi sektor pendidikan perguruan tinggi daerah, kita yakin pemerintah mampu,” pungkas Anas.

Sedangkan, menurut Akademisi Purwakarta Dr. Yusep Solehudien, M, Ag, menuturkan bahwa Purwakarta memiliki potensi besar untuk berkembang dan maju, selain itu Purwakarta juga sebagai daerah industri dan pertanian.

“Sinergitas dunia industri-pembangunan infrastruktur-pendidikan, terkait pendidikan di Purwakarta itu sudah saatnya didorong memiliki perguruan tinggi yang mengembangkan Tridharma perguruan tinggi,” jelas Yusep, yang juga mantan Rektor STAI Dr. Khez. Muttaqien Purwakarta

Tindak lanjut dari potensi daerah itu adalah pemerintah dapat melakukan kebijakan strategis dalam bidang perguruan tinggi di Purwakarta.

“Pemerintah daerah mesti empowering secara budgeting atau non budgeting terhadap perguruan tinggi yang ada, memfasilitasi perguruan tinggi yang ada di Purwakarta sebagai embrio universitas, atau menginisiasi secara keseluruhan oleh pemda untuk membuka perguruan tinggi sekelas universitas,” paparnya.

Pemerhati kebijakan publik H. Sona Maulida mengatakan pondasi dasar dari kebijakan peningkatan perguruan tinggi adalah melalui penggiatan budaya keilmiahan.

“Masyarakat harus secara masif memiliki kesadaran akan kebutuhan dasar tentang perguruan tinggi, karena mahasiswa banyak meneruskan perguruan tinggi di luar Purwakarta sisanya ada di perguruan tinggi lokal Purwakarta, sebagian besar menganggur dan bekerja sebagai buruh industri,” tutur H. Sona.

H. Sona Menambahkan, masyarakat terutama mahasiswa yang ada mengembangkan kajian-kajian strategis untuk memicu kesadaran komunal.

“Tentunya harus dibangun ghirah intelektual sebagai modal utamanya, agar kemudian Purwakarta memiliki orientasi pembangunan pendidikan yang berkelanjutan dan berkarakter,” pungkasnya.

Peserta yang hadir dalam kajian tersebut, yaitu dari organisasi mahasiswa perguruan tinggi lintas organisasi HMI, PMII, Permata, dan aktifis perguruan tinggi elemen masyarakat lainnya. (SJ/hadi)