PP LAKPESDAM Kunjungi Majlis Ilmi Al Musta’ien Krangkeng

178

PP LAKPESDAM Kunjungi Majlis Ilmi Al Musta’ien Krangkeng

Krangkeng, Kunjungan Pengurus Pusat LAKPESDAM (23/07), di Majlis Ilmi Al Musta’ien Kedungwungu Krangkeng Indramayu dinilai sangat tepat dalam mengawal manifestasi nilai-nilai NU di tingkatan akar rumput.

Keberadaan Majlis Ilmi bukan saja sebagai wadah pengajian, melainkan membangun ruang berpikir bagi generasi muda maupun kaum sarungan. Adapun jamiyah majlis Ilmi bukan saja dari masyarakat sekitar, generasi muda NU baik Ansor, Banser, IPNU, juga dari berbagai daerah.

Berdirinya majlis Almusta’ien berawal dari suatu jamiyah yang di pimpin oleh ust Mustofa, yang kebetulan sebagai ketua Himpunan Pengusaha Nahdlliyin (HPN) Indramayu yang pada mulanya dinamakan jamiyah Al Ittihad, yang beranggotakan masyarakat sekitar desa Kdungwungu, keberadaan jamiyah tersebut mendapat respon dari kalangan pemuda, yang kemudian diperkuat andilnya banom NU Ansor dengan Bansernya, dan juga santri mapun pelajar yang tergabung dalam IPNU di tingkatan kecamatan, sehingga memberikan ruang yang berbeda dengan pengajian pada umumnya.

Adanya andil dari pemuda sekitar dan banom NU menjadi kilas balik bagi Ust Mustofa dalam memandang NU dalam kondisi kekinian, sehingga mengintegrasikan pengajian salaf dengan pengembangan, dan pendalaman dalam memanifesatasikan nilai praksis NU yang diaktualisasikam dalam kajian ilmiah.

Mengaktualisasikan nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah merupakan suatu sajian utama dalam majlis Al Musta’ien ini. Kunjungan Gus Jamaludin Muhammad bukan serta sebagai tamu semata, kunjungannya merupakan suatu bentuk komitmen ideologis dalam membangun kultur ilmiah di tingkatan pelosok pedesaan.

“Membangun kultur tradisi ilmiah yg hars dpertahankan sebagai komitmen dalam membangun SDM yang tanggap jaman, semisal otoritas keilmuan harus ditingkatkan. Sebagai basis legitimasi keilmuan yg harus miliki sanad otoritas kemmpuan pngthuan yang jelas. Ilmu tdk bisa didpatkan secara instan karena prosesnya harus dilalui, sehingga adanya sanad keilmuan yg jelas sampai pada Nabi Muhammad Saw”(24/7), menurut Gus Jamaludin Muhammad ketika ditanyai mengenai kajian yang dibawakan majlis Almusta’ien.

Majlis Al Musta’ien pada perjalananya dinilai sebagai perjuangan ilmiah di tengah masyarakat bawah, yang pada prosesnya sangat di apresiasi bagi anak-anak muda, begitu juga dari Ansor, Banser, Ipnu Krangkeng yang kemudian ikut serta mengikuti pengajian tersebut.

Seperti pernyataan Syaerurozi (Ketua IPNU krangkeng),”Pengajian kitab Risalah Ahlussunah Wal Jama’ah ini sangat apalagi buat pelajar² NU agar untuk mempertajam aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah karena. Khususnya generasi milenial seperti kondisi rekan-rekan IPNU. Hal ini bisa dilihat dari keragaman masing-masing kelompok pendukungnya dalam mengaktualisasikan ideologi ini yang harus diperkuat oleh kalangan anak muda”(24/7).

Senada dengan ketua IPNU, disampaikan oleh Ust Ezi Munfaridz (sekretaris Ansor Krangkeng), di kediamannya desa Kalianyar, “kajian yang dibawakan oleh Ust Mustofa sebagai penggerak kajian ilmiah sangat tepat dalam mengejawantahkan nilai keaswajaan di tengah masyarakat, terlebih yang dibawakan pada majlis Al Musta’ien adalah muatan yang sangat khas Aswaja An Nahdliyah dengan penggalian nilai keilmuan”.

Berbeda dengan pernyataan Upzis Nu, kg faris disela-sela menggalang zakat (25/7) “Bukan saja penanaman nilai keaswajaan yang diterapkan di Majlis Almusta’ien, tetapi dari majlis tersebut mendorong agar generasi muda NU agar lebih andil dalam segala hal yang dapat mengembangkan NU dimanapun berada”

Keberadaan majlis Almusta’ien menjadi saat ini menjadi pemantik dalam membangun spirit harakah, fikriyah, dan amaliyah dalam diri generasi muda yang saat ini sangat kurang di tingkatan grass root. (Shin)