Negri yang dilanda ketakutan, Obrolan Segelas Kopi

74

Oleh : Muhamad Dadan Nurdani
Penggiat Komunitas Sahabat Membaca Bintang Sembilan (Sama Bisa)

Ketakutan adalah musuh terbesar kita saat ini. Kewaspadaan adalah langkah pencegahan yang dilakukan untuk mencegah sesuatu pebuatan yang tidak dikehendaki dapat terjadi. Namun, tidak lantas kewaspadaan ini berubah menjadi sebuah ketatukan bahkan menghasilkan phobia yang besar dan berkepanjangan. Mental yang kuat perlu dipersiapkan agar ketakutan ini tidaklantas selalu menghatui kehidupan kita.

Issue-issue yang beredar selalu dan berkutat dalam menakut-nakuti rakyat,sehingga apapu yang dilakukan oleh masyarakat adalah berlindung dari ketakutan. Ini adalah sebuah lelucon kuno yang senatiasa masih laku dilakukan di Indonesia ini. Entah memang untuk mempertahankan statusquo atau apapun itu untuk mempertahankan nama baik, memang yang paling efektif adalah menyebarkan ketakutan. Dogma agamapun kerapkali dikumandangkan dan dinyanyikan dengan merdu adalah tentang ketakutan bahkan negara untuk mendiamkan rakyatnya dengan menyebarkan ketakutan.

Pengamat,pengajar dan pendidikan senantiasa mendakwahkan ketakutan itu semakin masif saja dari hari ke hari. Para agamawan senatiasa selalu menakuti jama’ahnya dengan dosa dan azab darir tuhannya, yang paling menggelitik adalah bagaimana doktrin ini dibawa-bawa sampai-sampai kedalam ranah pergulatan politik. Padahal semua ajaran agama bermuara pada satu ajaran yaitu ajaran cinta dan kasih sayang dari tuhannya. Pendidikan sebagaimana sering kita jumpai saat ini adalah tempat menyebarluaskan hegemoni ketakutan dan membenarkan dan menyakinkan ketakutan itu. Pendidikan sebagai konsepsi idealnya seharusnya mampu untuk melampaui ketakutan itu atau paling tidak dapat menghilangkan ketakutan itu. Namun hari ini begitulah kejadiannya.

Kadang-kadang ketakutan ini pun di ada-ada. Ketakutan akan tercerabutnya ideologi ataupun keyakinan dari dalam diri pribadi manusia. ketakutan akan adanya tindakan ini-itu ataupun ketakutan tentang tantangan global. Semua nada pemberitaan dalam media hampir semuanya bernada sinis. sebenarnya yang seharusnya dievalusi adalah bagaimana penumbuhan kesadaran dan pemahaman dengan ini semua. Kita senantiasa melihat kedepan dan hidup diatas derita masa lalu jika terurs begini.

Inovasi itu muncul dari bagaimana diri seseorang menaklukan ketakutannya. Kecurirgaan dan aksi pencegahan adalah langkah awal yang dijadikan landasan menumbuhkan visi untuk masa depan bukan dijadikan sebagai ketakutan yang menghantui. Rasa optimistis yang seharusnya terus dipupuk bukan dimentahkan dengan asumsi ketakutan dan tidak berdampak kedalam realiasi keinginan yang tersublimasi dalam konsep sebuah kemajuan.

Apa yang sebenarnya yang ditakutkan di Negri yang kita cintai ini ? segala hal yang kita butuhkan selalu tersedia disini. Kebutuhan pokok manusia sejatinya hanya tiga hal yaitu sandang papan dan pangan, lantas apa yang tidak kita dapati disini dengan anugrah tuhan yang berlimpah ruah yang selayaknya kita syukuri. Hari ini yang seharusnya kita lakukan adalah membenahi mental dan kemampuan untuk dapat bersinergi dengan alam kita untuk kemajuan bangsa kita.