Makesta IPNU-IPPNU Cianjur Cegah Radikalisme di Kalangan Pelajar

189

CIANJUR- (AnsorJabar Online),-
Pengurus Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan pelajar putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Cianjur, mengadakan kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pondok Pespesantren Al-Khodijiyyah Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Ahad (19/2/2017).

Ketua Umum IPPNU Cianjur, Siti Latifah mengatakan, kegiatan tersebut memang sudah diagendakan setiap tahunnya untuk merekrut kader yang banyak utamanya di tatanan pelajar NU.

“Selama dua tahun terakhir ini kami sudah melakukan makesta di 21 sekolah dan pesantren di Kabupaten Cianjur, salahsatunya seperti yang kita lakukan hari ini di Ponpes Al-Khadijiyah,” katanya.

Dikatakannya, IPNU dan IPPNU yang juga salahsatu organisani kepemudaan terbaik dalam bidang administrasi se-Indonesia. Di Cianjur sendiri, kata Siti, sudah mempunyai sebanyak 2368 anggota.

“Memang kami melakukan kaderisasi sudah sejak lama, bahkan sudah banyak alumni yang sudah dicetak dalam organisasi kami dan Insya Allah semua bisa dikatakan sukses di berbagai segmen, ada yang jadi guru, dosen, kyai, juga profesi lain dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Ahlisunnah Wal Jama’ah,” pungkas puput.

Di pihak lain ketua IPNU Cianjur, M. Fahri, mengatakan bahwa kaum santri memang dalam semanggat juang jihad cenderung mudah di sentuh, atau peka. Akan tetapi pihaknya dengan mengadakan kegiatan tersebut melakukan pemahaman arti dari pada jihad yang sebenarnya.

“Upaya ini, adalah salah satu upaya yang kami lakukan untuk meminimalisir pihak-pihak yang tak bertanggungjawab melakukan penyelewengan ajaran, tidak sedikit santri hari ini direkrut untuk di selewengkan kepada ajaran-ajaran yang tidak benar,” tegasnya.

Sementara, Ketua Tanfidziyyah PCNU Kabupaten Cianjur, KH. Khairul Annam mengatakan, kegiatan tersebut merupakan peroses kaderisasi NU yang dalam hal ini dilaksanakan oleh organisasi badan otonom NU yaitu IPNU dan IPPNU, yang bergerak di pelajar dan santri, dalam rangka mengamalkan faham Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyah.

“Itu bisa ditularkan menjadi aqidah yang melekat bahkan tidak diragukan lagi dalam hati para pelajar dan santri. Kaserisasi ini juga termasuk sebagai salah satu penyikapan upaya pencegahan radikalisasi kanan dan liberalisasi kiri,” kata Anam.

Lebih lanjut Kyai Anam mengatakan, untuk menangkal isu radikalisme dan liberalisme tersebut harus dilakukan pengamalan sebagai salahsatu usaha untuk menggambarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

“Islam dan mengamalkan semangat NU yang sebenarnya itu bagaimana kita mengemban semangat Islam dan nasionalisme dengan metode dakwah yang santun sesuai yang dicontohkan rosul, dakwah yang mengajak bukan mengejek, dakwah yang merangkul bukan memukul,” pungkasnya. (Ade Mahmudin)