Kiai Abdullah Nawawi: Kader Ansor Tidak Cukup Hanya Pintar Tapi Juga Harus Beretika

181

LEUWILIANG (ANSORJABAR ONLINE)
Untuk mengurus GP Ansor tidak cukup hanya pintar tetapi juga harus beretika, oleh karena itu Gerakan Pemuda Ansor adalah gerakan akhlak. Pesan Kiai Abdullah Nawawi pada Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Istigotsah di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro, Leuwiliang Kabupaten Bogor, Sabtu (15/04). Diikuti oleh puluhan pemuda wilayah Bogor Barat.

Menurut Ahmad Suaidi, ini merupakan ikhtiar menjalankan organisasi sesuai dengan AD/ART, menghidupkan kembali GP. Ansor yang awalnya nampak nihil yang ada dibeberapa kecamatan wilayah barat ini.
“dengan adanya PKD hari ini di wilayah Barat diharapkan mampu menghidupkan kembali gerakan pemuda ansor kabupaten bogor zona Barat”.Ujar Suaidi ketua Pelaksana kegiatan ini.
“Jika akhlak ini terbentuk, maka keridhoan dari Allah akan lahir, jika keridhoan lahir maka rahmah akan tercurah. Jika ridha dan rahmah Allah tercurah untuk kader GP Ansor, Maka anugrah kesuksesan untuk kader, baik dalam usaha maupun politik bukan hal mustahil. Tak perlu berambisi mengejar kemulian dunia jika kita tak bisa merubah etika buruk” Ujar Kyai Abdullah yang Pengasuh Ponpes Al Minhaj Caringin tersebut.

Ia melanjutkan, adanya kesombongan dalam keilmuan dikarenakan tidak adanya ketauhidan dan akhlak dalam diri kita semua, dengan membacakan firman Allah, Iqro bismirobbikallazi kholaq.
Dengan menekankan bahwa Ulama NU dan habaib NU harus dijadikan patokan ummat terutama oleh semua para kader ansor.

Menurutnya, Jika NU dan Ansor tidak lagi berpegang di khittah ulama, khittah KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbulloh maka bisa dipastikan NU dan ansor kehilangan marwah dan muru’ah. Jangan sampai politisi yang mengendalikan mindset NU dan Gp Ansor karena berbahaya, akan kehilangan marwah dan muru’ah sehingga tidak dihargai lagi oleh warga Nahdhiyyin dan juga warga diluar NU.

Dalam menjalankan roda organisasi kiai muda tersebut menegaskan, GP Ansor jika akan menjadi politisi, kiai, pengusaha maka jadilah pribadi yang khosyatullah. ia mengingatkan, GP Ansor itu diibaratkan kereta api jelas rel dan stasiunnya, GP Ansor bukan taksi yang bisa berhenti sembarangan dan bisa berangkat dan jalan sesuai pesanan.

Ketua GP Ansor yang dekat dengan semua kelompok Islam dan bahkan keyakinan tersebut menceritakan, ia lakukan dalam rangka Dakwah Islamiyyah Asy’ariyyah Wal Maturidiyyah

Diakhir dengan membacakan Firman allah “Man amila solihan min dzakarin wa huwa mu’minun falanuhyiya nahu hayatan toyyibbah wala nazziyyannahum bi ahsani makaanu ya’malun” (barang siapa yang melakukan kebaikan baik laki-laki maupun wanita maka kami akan anugerahkan kehidupan baik dan kami balas sesuai apa yg telah dilakukan). (Aziz Ian)