Ketua Umum GP Ansor Serukan Semua Ummat Beragama Sampaikan Protes Atas Tragedi Kemanusiaan Rohingnya

618
BANDUNG, (Ansorjabar Online) – Ketua umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas menyerukan semua ummat beragama untuk menyampaikan nota protes kepada pemerintahan Myanmar yang melakukan pembiaran atas kekerasan yang menimpa warga rohingnya.
“Kita semua, bukan hanya ummat muslim harus bersama-sama bersuara, menyuarakan protes yang keras, bahu membahu untuk memberikan pertolongan kepada saudara-saudara kita atas nama kemanusiaan yang ada di Rohingnya,” ujar Gus Yaqut dalam siaran video solidaritas kemanusiaan untuk warga Rohingnya, Sabtu (2/09/2017).
Dikatakan Gus Yaqut, bahwa tragedi kemanusiaan Rohingnya bukanlah semata konflik agama, tapi lebih pada perebutan aset ekonomi dan kuasa politik yang dibungkus dengan isu agama. Rohingnya merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah.
“Ini bukan soal agama. Ada problem yang berkelindan disana. Ada kuasa politik, ekonomi kapital, semua menjadi satu dan dibungkus dalam isu agama. Agama hanya dijadikan cover dalam perebutan kuasa yang tidak seimbang dalam perebutan potensi potensi sumber daya yang berlimpah di tanah Rohingnya,” ungkapnya.
Gus Yaqut juga mengungkapkan rasa kekecewaannya atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rohingnya, dan menegaskan bahwa pemerintah Myanmar telah bertindak sewenang-wenang kepada warganya. Demikian pula, warga mayoritas disana yang sama sekali diam tidak melakukan perlawanan atas penindasan yang terjadi.
“Pemimpin mereka Aung San Suu Kyi yang menerima nobel perdamaian lebih memilih diam, memalingkan muka dari persoalan yang terjadi pada rakyatnya sendiri. Problem yang sama pula, dari kaum mayoritas disana yang juga diam,” tuturnya.
Dikemukakan pula mantan aktivis PMII ini, untuk memberikan solusi terbaik bagi masyarakat Rohingnya, kita tidak boleh kehilangan kejernihan berpikir dan kecerdasan dalam melihat akar persoalan yang sebenarnya.
Sementara itu, dalam siaran persnya, PP GP Ansor mendesak Pemerintah Indonesia untuk lebih aktif bersuara dan memimpin aliansi mitra dialog dan diplomasi hak asasi manusia (Human Rights Diplomacy). Hal ini dengan pertimbangan 1). Posisi Indonesia yang cenderung netral dari kepentingan geopolitik di wilayah tersebut; 2). Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan; dan 3). Indonesia secara tegas dalam konstitusi menghendaki agar penindasan di muka bumi harus dihapuskan.

GP Ansor juga mengajak organisasi kepemudaan dan masyarakat Indonesia lainnya, untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan dan misi bantuan kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya, serta melakukan secara lebih aktif lagi People-to-People Diplomacy di kawasan, dengan tentu saja dengan kesadaran agar konflik geopolitik di Myanmar itu tidak diimpor ke negeri kita.

GP Ansor juga menyarankan agar mensholat ghoibkan para korban yang tewas, mengirimkan doa khusus dan juga membaca Hizb Nasr agar para korban yang tewas mendapat ketenangan, agar para korban terluka ringan maupun berat segera mendapatkan kesembuhan, agar para korban yang hilang bisa diketemukan dalam keadaan hidup dan sehat, agar para korban yang mengungsi mendapatkan keamanan dan perlindungan, dan agar perdamaian abadi bisa kembali hadir di Negeri Myanmar sehingga para pengungsi dapat pulang ke tanah mereka dengan jaminan keamanan dan perlindungan.

Akhirnya, GP Ansor mengutuk keras tragedi kemanusian terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya di Myanmar sekaligus mengajak kita semua untuk menyatukan hati, tekad, semangat dan usaha #KitaIniSama satu tujuan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta tentu saja tidak memilih diam terhadap setiap ujaran kebencian, permusuhan dan persekusi terhadap minoritas. (edi).