Kader Ansor Harus Siap Memimpin

439

Oleh : Ahmad Anwar Nasihin*)

Salah seorang filosof jerman, Friedrich Nietsche ( 1844 ) menyatakan bahwa pada dasarnya manusia mempunyai kecendrungan untuk berkuasa ( will to power), dengan kata lain karakter dasar manusia itu adalah berambisi untuk menjadi pemimpin dan untuk berkuasa. Keinginan tersebut disamping dapat menjadi kekuatan dan energi dalam dirinya sehingga hidupnya lebih dinamis, ia juga dapat menjadi bumerang yang dapat membawa ke arah sikap anarkis jika tidak dikendalikan secara wajar dan proforsional.

Sesungguhnya keinginan untuk menduduki suatu jabatan atau menjadi pemimpin tertentu seperti Bupati, Gubernur dan Presiden, atau apapun namanya adalah sah-sah saja, sepanjang ditempuh secara konstitusi, keinginan menjadi pemimpin adalah sebuah pilihan hidup dan merupakan salah satu hak azasi manusia.

Maka kader Ansor diseluruh tingkatan harus dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, baik itu pemimpin formal atau non formal, kader GP Ansor adalah kader pilihan yang akan mengisi kepemimpinan baik di NU atau di Negara, karena bentuk kaderisasi di GP Ansor memproyeksikan kadernya untuk menjadi pemimpin.

Kehadiran seorang pemimpin tidak secara otomatis, tetapi harus memberikan jaminan bahwa masyarakat akan merasa aman apabila di pimpin oleh kita. Hidup dalam keadilan dan kemakmuran, harapan terciptanya kondisi yang damai aman dan sejahtera, itu akan terwujud apabila kader GP Ansor yang menjadi pemimpin. Mempunyai kapabilitas yang memadai untuk memanage organisasi atau Negara dan mendapat dukungan dari elemen Masyarakat, dengan kata lain pemimpin itu benar benar mampu dan aceptable atau dapat diterima.

Oleh karena itu, tampilnya seorang pemimpin yang ideal yang menjadi harapan bagi seluruh komponen masyarakat menjadi sangat urgen, begitupun kader GP Ansor harus menjadi pemimpin yang ideal, merupakan dambaan bagi setiap orang, sebab pemimpin itulah yang akan membawa maju mundurnya suatu organisasi atau negara. Oleh karenanya adanya kepemimpinan yang adil sangat diperlukan demi tercapainya kemaslhatan umat.

Menurut Al-Mawardi : hukum menegakan kepemimpinan ( Nashbul Imamah ) dalam pandangan Islam merupakan sebuah keniscayaan dalam hidup bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Sebab tanpa adanya pemimpin yang adil masyarakat akan berbuat semaunya sendiri, tanpa kendali dan cenderung melakukan mafsadat (keruksakan) dalam kehidupan bermasyarakatnya.

Diharapkan kader GP Ansor mampu menjadi pemimpin di berbgai asfek, khususnya ditubuh NU yang cenderung menegakan keadilan dan kebenaran.

Berangkat dari kekuatan sejarah yang dimiliki oleh GP Ansor selama ini, ansor dapat memiliki rekam jejak dalam setiap tahap sejarah bangsa, Ansor pun mengalami pasang surut peran dan posisinya dalam dinamika sejarah Bangsa, sekaligus pada tingkat tertentu ikut menikmati hasil perjuangan sekaligus sebagiannya menjadi korban dan dikorbankan dalam tahapan sejarah, keberadan Ansor yang sekarang memiliki jaringan yang luas secara kelembagaan dan secara Nasional, bahkan perkembangan Ansor sampai kepedesaan atau Ranting, secara politik merupakan potensi untuk mengembangkan Ansor sebagai kekuatan kaum muda NU yang lebih agresif dan bermasa depan.

Setidaknya pengalaman praktis para tokoh dan aktivisnya dalam dunia politik cukup mapan, untuk mengembangkan paradigma politik yang has kedepan, sehingga sudah waktunya kader GP Ansor untuk menjadi pemimpin di Negara Indonesia ini. Karena selama ini kita hanya bisa berkumpul dan mengumpulkan masa, sementara untuk merebut kekuasaan kita masih terus mengikuti kelompok yang kecil di bawah GP Ansor.

Oleh karena itu, kita harus siap bertarung untuk mengambil posisi kepemimpinan, sebab menjadi pemimpin itu adalah kewajiban Agama. Sebenarnya kita yakin bahwa kader kader Ansor di daerah sudah layak untuk menjadi pemimpin, buktinya kita mampu mengurus GP Ansor walaupun dengan segala keterbatasan materi, ternyata kita bisa melakukan kaderisasi dan konsolidasi organisasi, walaupun itu membutuhkan kost biaya yang besar, ternyata itu tidak menjadi kendala yang signifikan bagi kita, apalagi ketika kita menjadi kepala Daerah yang sudah jelas akan di suport dengan Anggaran Negara, pasti dengan mudah kita bisa memberikan yang terbaik untuk masyarkat, karena kita sudah terbiasa berkhidmat dan berbakti kepada masyarkat.

Sahabat…kalau tidak hari ini, kapan lagi kita akan merebut kekuasaan, dengan segala kapasitas dan kemampuan yang sahabat miliki, itu sebagai modal awal untuk merebut kekuasaan di daerahnya masing masing. Mari kita buktikan bahwa kita khususnya para ketua PC GP Ansor mampu dan punya kapabilitas untuk menjadi seorang Bupati atau wakil bupati, rata rata kepemimpinan Cabang GP Ansor di seluruh Jawa Barat sudah tembus kaderisasinya ke daerah daerah pelosok di pedesaan.

Silahkan untuk kader Ansor dan KBNU yang ada di Jawa Barat supaya mempersatukan persepsi soal pilkada yang akan datang, kita siapkan dan maksimalkan kepengurusan Ansor dan KBNU di daerahnya masing masing, agar nanti kita siap bersaing dengan siapapun, mulai hari ini kita repitalisasi kembali organisasi, dari mulai pengurus cabang sampai dengan pengurus Ranting, sudah terbentuk dan solid, agar di kontestasi pilkada nanti kita sudah siap bertarung, saya yakin kita pasti berhasil apabila perangkat organisasi kita sudah selesai.

*Penulis adalah Ketua Mazelis Dzikir dan Sholawat Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat