GURU SPIRITUAL

521

GURU SPIRITUAL

Oleh KH. Ahmad Dasuki

Fenomena guru spiritual yang menyimpang sejatinya bukan hal yang baru. Para ulama (sufi) sejak dulu mewanti-wanti agar hati-hati terhadap para guru ruhani palsu.
Ada banyak kitab para ulama (sufi) yang memuat kriteria Guru Pembimbing Spiritual, sebut saja misalnya dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, al-Anwarul Qudsiyyah, Tanwirul Qulub, Syarah al-Hikam, dan masih banyak lagi.
Dalam kesempatan ini saya akan mengulas sedikit tentang hal tersebut dari Kitab al-Mafaakhir al-‘Aliyah. Semoga menjadi pengingat kita semua dalam mengarungi samudera kehidupan yang fana ini.

Di dalam Kitab al-Mafaakhir al-‘Aliyah, hlm. 122, karya Syaikh Ahmad bin Muhammad bin ‘Ayyad asy-Syafi’i dari kalangan ahli thoriqoh Syadziliyyah, dijelaskan, beliau mengutip perkataan Syekh Abul Hasan asy-Syadzily Ra, — bahwa syarat-syarat seorang Guru Spiritual, Guru Ruhani atau Mursyid yang sejati– setidaknya –ada lima:
1. ذوق صريح
(Memiliki sentuhan rasa ruhani yang jelas dan tegas).
2. وعلم صحيح
(Memiliki pengetahuan yang benar.)
3. وهمة عالية
(Memiliki cita ruhani (himmah) yang luhur.)
4. وحالة مرضية
(Memiliki perilaku ruhani yang diridhai Allah Swt)
5. وبصيرة نافذه
(Memiliki matahati yang tajam untuk menunjukkan jalan Ilahi.)

Selanjutnya, dijelaskan pada halaman yg sama dlm kitab ini, seorang Guru Spiritual akan batal ketika terdapat ciri sebagai berikut:
1. الجهل بالدين
(Bodoh terhadap ajaran agama.)
2. وإسقاط حرمة المسلمين
(Mengabaikan kehormatan sesama muslim.)
3. ودخول ما لا يعني
(Melakukan hal-hal yang tidak berguna.)
4. واتباع الهوي في كل شئ
(Mengikuti selera hawa nafsu dalam segala tindakan.)
5. وسوء الخلق من غير مبالاة
(Berakhlak buruk tanpa peduli dengan perilakunya.)

Hal tersebut dipertegas lagi oleh Syaikh Abu Madyan Ra yg mengatakan bahwa siapa pun yang mengaku dirinya mencapai tahap ruhani dalam perilakunya di hadapan Allah Swt. lalu muncul salah satu dari lima karakter di bawah ini, maka, orang ini adalah seorang pendusta ruhani:

  1. إرسال الجوارح في معصية الله
    (Membiarkan dirinya dalam kemaksiatan.)
  2.  والتصنع بطاعة الله
    (Mempermainkan tha’at kepada Allah.)
  3. والطمع في خلق الله
    (Tamak terhadap sesama makhuk.)
  4.  والوقيعة في أهل الله
    (Kontra terhadap para Ahlullah/kekasih Allah)
  5.  وعدم احترام المسلمين على الوجه الذي أمر الله
    (Tidak menghormati sesama muslim sebagaimana diperintahkan Allah Swt.)

Oleh karenanya, menurut Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili, pada hlm. 121 Kitab Mafaakhir ini:
من دلك على الدنيا فقد غشك، ومن دلك على العمل فقد أتعبك، ومن دلك على الله فقد نصحك

“Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan menghancurkan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan barangsiapa menunjukkan dirimu kepada Allah Swt. maka, ia pasti menjadi penasehatmu.”

Di akhir catatan singkat ini, patut kita renungkan perkataan Syaikh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab al-Hikam ,“Janganlah kalian berguru pada seseorang yang tidak membangkitkan dirimu untuk menuju kepada Allah dan tidak pula menunjukkan wacananya kepadamu, jalan menuju Allah”.

Penulis adalah Pimpinan Pesulukan Fathul ‘Arifin Bandung