Kisah Pak Sanusi Kuncen Makam Syekh Baing Yusuf Purwakarta

5062

PURWAKARTA-Sanusi, seorang kakek berusia 66 tahun ini hanya berprofesi sebagai juru kunci Makam Raden H. Muhammad Joesoef, atau masyarakat akrab menyebutnya Syekh Baing Yusuf, yang berlokasi di Jl. Kusuma Atmaja Kaum Rt 05 Rw 02 kelurahan cipaisan.

Jika sebagian besar orang menganggap profesi sebagai juru kunci adalah profesi yang tidak lazim dan biasa-biasa saja, Ia justru sangat mencintai pekerjaannya.

Kakek 4 anak ini bekerja sebagai juru kunci makam Syekh Baing Yusuf sejak tahun 1999 sampai sekarang. Kakek Sanusi merupakan generasi ke 5 sebagai kuncen atau pemgurus makam, yang sebelumnya yaitu Husen anak baing yusuf, dilanjutkan oleh Raden basri kemudian Raden Toha dan Raden anwar.

Banyak masyarakat yang memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjaga makam akhirnya dilakoni. Selain bertugas menjaga dan membersihkan kompleks makam, tentu saja Ia terus melayani pengunjung yang datang sewaktu-waktu. “Banyak pengunjung yang datang bergantian. Kalau malem jumat, sabtu dan minggu bisa jam 12 malem sampai dini hari,” tutur kakek asal ini.

Semenjak mengurus makam Syekh Baing Yusuf, kakek yang akrab disapa Pak Sanusi ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah buat pengurusan makan ini. Sanusi salah satu pengurus yang diakui sebagai juru kunci Makam Syekh Baing Yusuf. Ia selalu dekat dengan pengunjung yang berziarah ke makam. Ia juga mengaku senang bekerja di makam ini.

Ramainya para pengunjung inilah yang membuat Pak Sanusi panggilan akrabnya, harus selalu ada dan melayani para peziarah. Tentu saja, harus membersihkan makam dari kotoran dedaunan, rumput, serta berbagai sampah agar makam terlihat bersih dan asri.

 “Tiap hari harus bersih-bersih makam. Seperti juru kunci terdahulu, saya juga selalu memikirkan lokasi pembenahan agar selalu dirawat. Perlu pembaruan dan merenovasi apa yang perlu dibenahi agar pengunjung yang berziarah senang dan nyaman,” ungkap sang kakek

Banyak suka duka yang dialami Sanusi sampai sekarang. Semenjak bekerja menjadi juru kunci makam, Ia mendapat banyak rejeki dan kesehatan. “Dukanya ya saat melayani peziarah pada dini hari dan bersih-bersih saat membeludaknya peziarah. Jadi tiap hari harus bersih-bersih terus. Senengnya juga ada infak dari para peziarah jadi bisa dibuat untuk memperbaiki apa yang perlu dibenahi, seperti ngecat tembok dan perbaikan pagar” tutupnya saat akan melayani peziarah. (Anas)