Dua Tahun mengenang Abah Cipulus

211


*Hadi M Musa Said

Hari ini tepat 2 tahun Abah Cipulus KH. Adang Badruddin Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus Wanayasa Purwakarta, meninggalkan dunia, menuju alam keabadian, pulang pada pemilik Takdir, dengan segala tinggalan kebaikanya

Mengenang Abah itu tidak ada habisnya, banyak sekali hal yang bisa dijadikan panutan, dalam Biografi Abah Cipulus sudah di tulis sejarah perjuangan Abah Cipulus dari mulai lahir hingga beliau meninggal, saya adalah orangbyang beruntung bisa menjadi santri beliau secara langsung, semangatnya dan motivasi beliau begitu membekas pada diri saya secara pribadi dan saya yakin juga pada santri-santri nya, para jamaah majelus taklim yang beliau ampu selama ino

Ratusan ribu orang bahkan jutaan merasa sangat kehilangan atas kepergian beliau 2 tahun lalu tepat setelah lebaran idul adha tepatnya 3 agustus 2020, Pesabtren Cipulus berduka, ribuan orang berdatangan untuk menghantarkan beliau ketempat istirahat beliau di sebelah masjid Pesantren yang baru dimulai dibangunya kurang lebih 1 bulan karena kebutuhan pesantren yang saat ini Santrinya sudah berjumlah kurang lebih 7000 an Santri dan santriwati

Perluasan pesantren begitu pesat saat Abah Cipulus memimpin Cipulus dengan berbagai inovasi dan kreatifitas serta semangat beliau telah memacu semangat putra- putrinya untuk terus bisa memajukan Pesantren Cipulus sebagai basis gerakan keagamaan Ahlussunah Wal Jamaah Annahdiyah,

Tangan dingin Abah cipulus telah mendorong banyak perubahan di Pesantren Cipulus dengan wajah baru nya tanpa mengurangi nilai-nilai Salafiyah yang sudah ditanamkan sebelumnya, yang dibangun dari semangat para pendirinya di tahun 1840 M, dengan tetap mengajarkan kitab-kitab klasik atau kitab kuning, dan bertambah kurikulum baru tentang ilmu pendidikan umum sesuai dengan tuntutan zamanya

Visi besar Abah Cipulus benar-benar menjadi spirit dan motivasi anak-anaknya untuk bisa membangun Pesantren yang melahirkan santri-santri yang memahami Ilmu Agama tapi juga mampu menguasai teknologi sebagai modal dakwah dizaman yang memang terus bergerak ke arah digitalisasi, dunia terus bergerak ke arah moderenisasi tapi yang terpenting pondasi ilmu-ilmu Agama harus dipertahankan untuk menjadi pegangan generasi pesantren-pesantren NU

Dua tahun tentu bukan yang mudah untuk terus mengabdikan diri di lembaga Pesantren yang ditinggal sesepuh seperti Abah yang multi talent, saya pribadi selalu menyebutnya Abah orang yang komplit dalam banyak hal, cerdas, alim, pandai dalam banyak hal, rasanya sulit mencari sosok seperti beliau, tapi itulah takdir yang harus diterima, harus siap dengan segala perjuangan yang harus dilanjutkan

Memori tentang Abah cipulus begitu membekas dalam pikiran saya hari ini, seolah beliau hadir membersamai kami, begitu banyak teladan beliau yang belum bisa kami realisasikan, tapi kami berjanji Abah untuk terus mengabdi pada perjuangan pendidikan di Pesantren Cipulus dengan segala keterbatasan dan kekurangan kami untuk bisa mengembangkan dan menjaga tinggalan Abah dengan baik, terutama untuk bisa aktif di Nahdlatul Ulama,

Abah itu soal NU hitam putih, kalau sudah NU tidak ada pertanyaan lain bahkan Abah berpesan kepada Santri Alumni Cipulus untuk aktif di KBNU ditingkatannya masing-masinf, kalau tidak.mau aktif tidak diakui sebagai santri Cipulus, begitulah kecintaan Abah terhadap NU sungguh teladan yang luar biasa,

Kalau ada undangan acara NU mau di ranting atau MWC, Cabang, GP Ansor, Fatayat NU, Muslimat NU, IPNU, IPPNU, bahkan PMII kalau Abah belum ada acara pasti akan datang, dan kalau ada yang memberikan amplop bisyaroh bisa dipastikan akan dikembalikan bahkan ditambahin panitia yang mengundang Abah menjadi Nara sumber, itulah beliau sungguh kecintaan yang luar biasa, semoga beliau sudah bertemu dengan para Pendiri NU, Hadratusyekh KH Hasyim As’Ary

Begitu Abah meninggalkan kita semua, banyak sekali saksi hidup yang bercerita tentang kelebihan-kelebihan Abah Cipulus, yang dialami selama membersamai beliau, karomah beliau yang setiap orang punya pengalaman yang berbeda dengan Abah Cipulus

Abah yang begitu tegas disiplin tapi sangat penyayang dan mengayomi semuanya, moderat, sosok Ulama NU yang sangat Nyunda dengan kekhasanya, kearifan lokalnya yang mampu menggabungkan budaya sunda dengan model dakwah yang moderat, membuat syiir-syiir dakwah yang mudah dihafal dan dipahami jamaah pendengarnya, sekarang di jadikan pepujian sebelum berjamaah khususnya di jawa barat

Tagline sederhana tapi punya daya tarik luar biasa syiir-syiir karya Abah, ahir nya Ulama NU Mawa Urang NU Milu, begitulah sekilas Abah Cipulus, orang Tua Kami, Guru, Ulama , Ajengan kita semua, semoga kita semua di aku menjadi Santrinya,..
wallahu A’lam bishowab

Untuk Abah Cipulus Alfatihah

*Ketua STAI Al Badar Cipulus
Purwakarta

Makkah 13 Juli 2022

#KidungSantri

#SanteiCipulus

#FatwaSantri

#DuaTahunAbahCipulus