Stafsus Milenial yang Tidak Peka dan Tidak Kompeten dalam Kinerja menuntaskan Permasalahan Milenial.

97

Stafsus Milenial yang Tidak Peka dan Tidak Kompeten dalam Kinerja menuntaskan Permasalahan Milenial.

Bandung, pada periode ke 2 Rezim Presiden Jokowi ada gagasan gerakan milenial dengan membentuk Stafsus Milenial, staf khusus yang berfungsi untuk bisa menjawab berbagai permasalahan yang ada di milenial dalam menopang kinerja pemerintah presiden Jokowi Dodo, stafsus tersebut terdiri dari 7 orang pemuda dan pemudi milenial yang mempunyai tugas masing-masing dan keistimewaan dari Stafsus Milenial ini terhubung langsung dengan presiden secara langsung. Seperti yang di ungkapkan oleh Aminudin Ma’ruf dilansir dari Tempo.co Sabtu, 29 November 2019

Dari ketujuh stafsus milenial tersebut ada nama Aminuddin Ma’ruf sebagai Aktivis Pemuda, yang bertugas untuk berkeliling ke pondok-pondok pesantren dan mendorong serta membuat inovasi inovasi program pondok pesantren untuk kemajuan para santri yang ada di Indonesia.

Menarik untuk kita ulas mengenai tugas dari Stafsus Amin ini, jika kaitkan dengan permasalahan yang terjadi beberapa minggu ini dengan KEMENAG, meskipun tidak ada tugas yang mengarahkan stafsus amin ini mempunyai hubungan atau koordinasi langsung dengan KEMENAG, namun hemat saya, jika berbicara menyoal Pondok Pesantren dan Santri, maka erat kaitannya dengan KEMENAG.

Pondok Pesantren di Indonesia sendiri, hari ini sudah menjadi pesantren pesantren yang modern. dimana di antara pendidikan pondok dan sekolah formal sekarang Berada di lingkungan yang sama dan kebanyakan dari para santri pun hari ini banyak yang melanjutkan studi nya ke Perguruan Tinggi baik swasta maupun negri, ini tentu menjadi PR stafsus milenial yang satu ini (Aminudin Ma’ruf) dalam mengelola inovasi program dalam menunjang masa depan santri yang ingin melanjutkan studi nya ke perguruan tinggi (universitas).

Akhir-Akhir ini muncul permasalahan di tubuh KEMENAG mengenai UKT, dimana imbas dari adanya Pandemi Covid 19 semua perguruan tinggi mengubah sistem pembelajaran menjadi serba online, tak terkecuali Perguruan Tinggi dibawah naungan KEMENAG, dibuat kebijakan kebijakan yang mengharuskan untuk belajar dirumah sesuai dengan surat dari presiden mengenai program dirumah aja.

Tidak hanya itu Akhir-Akhir ini KEMENAG melakukan hal yang sangat kontroversial dengan menarik kebijakan yang telah dibuatnya, yakni dengan awalnya akan adanya pemotongan UKT sebesar 10% dari biaya UKT Mahasiswa menjadi tidak sama sekali, tentu ini menyulut kekecewaan yang begitu amat besar dari mahasiswa, yang kesulitan untuk membayar UKT di semester selanjutnya tidak terkecuali para santri yang hari ini telah menjadi mahasiswa yang notabene tidak semua dari orang tua santri yang menjadi mahasiswa ini mampu apalagi ditambah dengan adanya Pandemi Covid 19.

Hal tersebut semestinya di perhatikan oleh seorang stafsus milenial Aminuddin Ma’ruf mengenai masa depan santri yang berada di perguruan tinggi. Namun, sampai saat ini belum ada respon ataupun tindakan seorang stafsul milenial ini pada persoalan yang sedang hangat-hangatnya ini.

Hemat saya, bisa saja Aminudin berkoordinasi dengan Presiden secara langsung atau dengan KEMENAG mengenai permasalahan ini, disisi lain dia mempunyai amanah untuk menuntaskan persoalan santri milenial atau pemuda milenial, dan hal tersebut merupakan tugas konkret yang bisa di lakukan oleh seorang stafsus milenial ini.

Penulis :GAsyauqi