Soal Bansos Non Tunai, Pagar Nusa Menilai Emil Boros

475

Soal Bansos Non Tunai, Pagar Nusa Menilai Emil Boros

Program Jawa Barat, H. Asep Saepul Milah menilai ongkos untuk mendistribusikan bantuan sosial yang mencapai 281 Milyar merupakan pemborosan.

Dalam pandangan H. Asep, uang tersebut bilamana dikalkulasikan dengan jumlah bantuan per orang penerima. Maka akan ada sekitar 150 ribu orang penerima baru.

“Saya dari awal memang menilai cara seperti itu sudah sesat pikir, dan saya tidak sepakat dengan cara pemberian barang. Sudah saja kasih saja uang nya. Bentuknya cash,” katanya kepada Ansor Jabar Online, Rabu (6/5/2020).

Pemberian bantuan sosial dalam bentuk barang hanya menguntungkungkan pengusaha besar.

“Siapa yang menjadi suplayer barang bansos tersbut, pasti pengusaha kakap,” ujarnya.

Asep membandingkan dengan asumsi Bantuan Sosial apabila disalurkan dalam bentuk uang. Maka, warga yang menerima akan membelanjakan melalui warung dan usaha kecil lainnya disekitar.

“Maka akan ada perputaran uang di pelaku ekonomi akar rumput yang tersebar di seluruh Jawa Barat, ” katanya.

Asep menilai Ridwan Kamil harus berani melakukan hal tersebut apabila memang ada kepercayaan terhadap masyarakat.

“Catatan saya apabila pemprov Jawa Barat dalam hal ini, RK mempercayai rakyatnya, maka kasihlah mereka dengan uang cash. Kecuali memang kalau tidak percaya. Kalau logikanya sudah seperti itu, ya susah,” katanya.

Kepercayaan kepada masyarakat, menurut Asep menjadi pokok dalam sistem pemerintah. Terlebih ketika terjadi kondisi seperti ini.

“Jangan lah kita seperti tidak percaya mereka, seolah olah kalau dikasih uang tunai maka akan dibelanjakan untuk hal hal yang tidak semestinya. Jangan lah seperti itu. Saya pikir masyarakat jabar sudah semakin dewasa. Dalam kondisi seperti ini mana ada masyarakat pra sejahtera yang berpikir untuk membelanjakan kecuali untuk kebutuhan sembako,” ujarnya.

Asep juga memberikan penekanan ditengah kelesuan ekonomi akibat pandemi korona maka harus ada peredaran uang di masyarakat.

“Itu akan menolong roda ekonomi tumbuh. Karena terjadi peredaran ekonomi di masyarakat. Pelaku UKM yang menjadi punggung ekonomi Indonesia akan hidup,” tegasnya.