PMII dan GMKI Sumedang adakan diskusi publik bertajuk ” Polemik Vaksinasi, Apakah Sebuah Solusi? “

69

PMII dan GMKI Sumedang adakan diskusi publik bertajuk ” Polemik Vaksinasi, Apakah Sebuah Solusi? “

Sabtu 06 Februari 2021. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Sumedang dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Polemik Vaksinasi: Apakah Sebuah Solusi?” di kedai Kopi Sumedang (Kampoeng Jarami), Tanjungsari Sumedang.
Diskusi publik ini diselenggarakan berdasarkan keresahan kita (GMKI dan PMII) mengingat isu-isu negatif terkait vaksinasi yang beredar di media dan masyarakat terkait vaksinasi yang hari ini sedang berlangsung.
Dalam paparan awal, Muhtar selaku moderator menyampaikan bahwa penyebaran virus corona di Indonesia hampir satu tahun dan pemerintah masih gagap dalam menangani covid-19. Hingga akhirnya pemerintah memilih vaksinasi sebagai cara untuk memutus mata rantai pemyebaran covid-19 di Indonesia.
Dalam diskusi ini perwakilan organisasi lebih dahulu memaparkan mini riset yang telah dilakukannya berdasarkan literatur-literatur yang kredibel dan berdasarkan fakta dilapangan khususnya di Kabupaten Sumedang.
Dalam paparan mini risetnya Kristian Siregar selaku (ketua bidang aksi pelayanan) perwakilan dari organisasi GMKI memaparkan tentang perbedaan vaksin yang digunakan di Indonesia dan luar negeri. Kemudian ia juga mempertanyakan mengapa Indonesia menggunakan vaksin Corona Vac yang diproduksi oleh Sinovac mengingat vaksin ini memiliki efikasi yang rendah (65,3%) dibanding vaksin-vaksin yang lain.
Dia juga mempertanyakan bagaimana perkembangan vaksin merahputih yang diproduksi oleh Indonesia dan bagaimana kebijakana vaksinasi bagi warga pendatang di luar Sumedang. “Tutur Kristian”.
Kemudian Iis Tarliah perwakilan dari PMII Sumedang dalam paparan mini risetnya, mengatakan bahwa pentingnya vaksinasi untuk mengurangi penyebaran covid-19 dan prioritas vaksin covid-19. Selain itu ia juga mengatakan banyak berita-berita hoax yang beredar di media padahal vaksinasi untuk masyarakat umum belum dilakukan. Kemudian untuk sosialisasi vaksin di Sumedang masih sangat kurang dan baru dilakukan di lembaga-lembaga pemerintahan, kesehatan, keamanan dan belum dilakukan ke masyarakat secara langsung.
Perwakilan dari Dinkes Sumedang Muhammad Indra dalam menanggapi mini riset yang dilakukan oleh GMKI dan PMII Sumedang mengatakan bahwa mengapa Indonesia memilih vaksin Corona Vac yang di produksi oleh Sinovac karena sudah melebihi standar efikasi WHO yaitu lebih dari 50% selain itu teknologi yang dimiliki Indonesia mempunyai kesamaan demgan teknologi di China sehingga mempermudah dalam perawatan vaksin selain itu harganya lebih murah dibanding dengan vaksin lain.
Untuk perkembangan vaksin merah putih yang di produksi Indonesia masih dalam tahap uji klinis dan ia mengatakan vaksin ini dilakukan sebaik mungkin sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh WHO.
Selanjutna, untuk menanggapi bagaimana kebijakan vaksinasi untuk warga pendatang di luar Sumedang beliau mengatakan akan ada konfirmasi melalui SMS yang diambil dari data kependudukan pemerintah pusat. Ia juga menyinggung bahwa mutasi virus corona di Indonesia belum terindentifikasi karena masih dalam tahap penelitian.
Selain itu ia mengatakan bahwa vaksin yang telah disuntikan mulai bekerja setelah 2 sampai 4 minggu dan selama rentan waktu itu diharapkan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjauhi kerumunan. “Tutur Muhammad Indra”.
Terakhir kami dari PMII dan GMKI Sumedang mendukung vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid-19 dengan catatan proses vaksinasi di Indonesia harus dilakukan sesuai prosedur WHO kemudian proses pelaksanaan vaksinasi harus mengedepankan sisi kemanusiaan, transparansi dan harus memiliki payung hukum yang jelas. Kami juga menghimbau kepada masyarakat luas untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat.
Sumber: Release resmi GMKI dan PMII Sumedang