Pernyataan Sikap PGM Kota Tasikmalaya

122

Alasan DPD PGM Indonesia Kota Tasikmalaya menolak FDS/5 hr Sekolah :
1. tidak rasional jika Penguatan Pendidikan Karakter dapat di kuatkan dengan Menambah Jam Pelajaran hingga sore hari, hal itu justru menambah beban/ketidak nyamanan siswa karena terlalu lama di sekolah;
2. Menguatkan pendidikan karakter seharusnya waktu anak di sekolah di persempit, dan di kuatkan dengan penguatan pendidikan di rumah/intensitas bertemu dengan orang tua lebih banyak.
3. Sekolah lima hari berdampak pada pendidikan informal/non formal seperti diniyah, pesantren di berbagai daerah;
4. Jika tujuannya menguatkan pendidikan karakter, maka yg perlu di perkuat adalah bekal keterampilan, penguatan agama para siswa;
5. Khusus kota tasikmalaya kita punya program maghrib mengaji, maka hemat kami bahwa program itu perlu dikuatkan dan integrasikan di sekolah formal, informal; non formal.
6.Agar karakter keagamaan siswa baik, maka walikota perlu menerbitkan perwalkot yg mengatur syarat kelulusan siswa pada jenjang smp-sma harus memiliki ijazah diniyah wustho/ulya/pesantren/ Hal ini sebagai implementasi penguatan maghrib mengaji. Dan bagi agama.lain menyesuaikan dengan agamanya.
7. Penambahan jam PAI dan ketersediaan Soft Skill/eskul sesuai potensi anak itu lebih baik ketimbang menambah jam sampai sore. Sehingga sarana pra sarana di setiap sekolah harus ada dan merata.
8. Harusnya anak lebih banyak bertemu dan besosialisasi di lingkungannya ketimbang mereka lama di sekolah. Jiwa sosial dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan bermasyarakat menjadi miskin.
Ttd
Ketum Pgm/Asep Rizal