Masjid Ahmadiyah Dirusak, Demi Keadilan GP Ansor Siap Dampingi

331

CIANJUR, (Ansorjabar online) – Keberadaan Jamaat Ahmadiyah di Cianjur masih belum mendapatkan hak dalam menjalankan keyakinannya padahal hak berkeyakinan dan menjalankan agama tentu dijamin oleh negara. Namun sebagian kelompok masih intoleran terhadap kelompok minoriitas sehingga mereka selalu mendapatkan ke tidakadilan. Seperti pengrusakan masjid.

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cianjur Dedi Suherli menyatakan, bahwa GP Ansor akan mendampingi Jamaat Ahmadiyah yang berada di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haur Wangi. Pasalnya selama ini mereka tidak mendapatkan jaminan keamanan. Beberapa kali mesjid mereka dirusak oleh kelompok intoleran Islam garis keras.

“Persoalan keyakinan itu tidak bisa dipaksakan, mereka memiliki hak untuk menjalankan keyakinannya, selama tidak mengganggu aktivitas dilingkungannya. kenapa harus diganggu, kita jalankan ajaran masing – masing,” kata Dedi Suherli kepada Ansor Jabar Online saat diskusi bersama Jamaat Ahmadiyah Cipeuyeum, di kantor fraksi PKB DPRD Cianjur, Kamis (31/08/2017)

Menurutnya, meski keyakinan berbeda namun ada nilai persamaan yang harus dijunjung tinggi yaitu nilai kemanusiaan. Hal itulah yang belum dipahami oleh masyarakat pada umumnya.

“Untuk itu GP Ansor Cianjur siap mendampingi Jamaat Ahmadiyah, seiring adanya kabar akan ada aksi ormas susulan pada september 2017 ini kepada jamaat Ahmadiyah di Cipeuyeum,” tegasnya.

GP Ansor Cianjur meminta pihak kepolisian agar bisa menjaga Jamaat Ahmadiyah dan fasilitas ibadahnya karena di khawatirkan ada tindakan – tindakan anarkis.

“Kemudian sebagai bentuk partisipasi dalam membantu pihak kepolisian, GP Ansor dan Banser siap terjun kelokasi. Kami mengajak kepada semua komponen untuk berdialog supaya ada titik temu yang bisa diterima oleh semua pihak,” katanya.

Sementara itu, Salah seorang Jamaat Ahmadiyah Dedi Warga Kampung Cisaat, Desa Cipeuyeum Kecamatan Haur Wangi mengatakan sebelumnya telah terjadi pengrusakan masjid jamaat Ahmadiyah pada 25 Agustus silam. yang diduga oleh organisasi Gerakan Reformis Islam (Garis). Kemudian pihaknya kembali mendapatkan kabar akan ada aksi susulan

“Oleg karenanya kami menuntut hak, untuk bisa menjalankan keyakinan kami, seperti warga negara lainnya bisa beribadah dengan tenang,” tuntutnya (Sopwan Muhammad)