Masalah Radikalisme, Pemerintah Daerah Jangan Diam Saja!

123

Tasikmalaya, (ansorjabar online)
Entah apa yang terpikirkan oleh pelaku bom bunuh diri pada Rabu malam di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Hal tersebut mungkin terus jadi pertanyaan dalam benak orang  yang masih peduli dengan bangsa ini. Sekiranya apa faktor yang membuat seseorang melakukan perbuatan diluar akal sehat tersebut.

Berbagai kutukan dan keprihatinan bermunculan, namun masih ada juga yang tidak memiliki hati nurani, irit nalar, dan terhijab dengki dengan mengatakan “HANYA PENGALIHAN ISU”. Ungkapan apapun tidaklah lebih bernilai jika dibandingkan dengan aksi nyata dalam upaya membendung terorisme.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Ansor Kota Tasikmalaya Ricky Assegaf, saat berbincang di kediamannya komplek Ponpes al-Hikmah Mugarsari, Rabu (31/5).

Kita di Tasikmalaya belum cukup sekedar beropini, pengisi kolom komentar dan hanya ikut kutuk-kutukan, ujar Ricky, perlu ada solusi konkrit yang bisa mencegah dan menyentuh masyarakat, sehingga terhindar dari aksi-aksi teror biadab seperti kemarin, karena teror tidak mengenal zona wilayah, kapan dan siapa.

Menurutnya, setidaknya ada tiga masalah besar yang jadi penyebab aksi teror tersebut. “dalam kaitan ini, pertama munculnya terorisme dikarenakan sikap intoleran, kedua menurut saya karena doktrin agama yang menyimpang dan yang terakhir karena kebutuhan dasar ekonomi.” tutur pria kelahiran Tasikmalaya 7 April 1989 ini.

“Masalah toleransi, perlu diingat, Kota Tasik itu multi religion dan ethnic, jadi Ansor terus berupaya jadi motor dalam mengayomi minoritas, yang hak-haknya dijamin konstitusi. Menjaga tempat ibadah bagi kita sudah biasa, waktu kemarin, 17 Mei, GP. Ansor Kota Tasikmalaya memfasilitasi acara FGD yang diselenggarakan oleh LIPI memaparkan hasil riset dari penelitian Kang Amin Mudzakir, jangan sampai Kota Tasik jadi tempat tidak ramah untuk minoritas.” Ricky memaparkan.

Kedua, untuk meluruskan faham radikal, lanjut Ricky, GP Ansor sudah menyiapkan para Kiai Muda dari Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor sebagai badan semi otonom GP Ansor yang siap memperkenalkan nilai Islam Rahmatan lilalamin sekaligus nilai-nilai kebangsaan, kita jamin tidak ada kader Ansor jadi teroris. Di Ansor banyak putra-putra Kiai, setiap minggu kita melakukan kaderisasi di tingkatan ranting, pengajian-pengajian DKM, sebagai bentuk penanaman pemahaman ideologi agama dan negara serta membentengi dari faham radikalisme, terorisme yang mengatasnamakan agama. Terbaru Ansor saat ini sedang gencar mengkampanyekan budaya mondok, ya kita tidak mau eksistensi Pesantren di Kota Santri ini dipertanyakan lah.

Ketika ditanya solusi ketiga yang berkaitan dengan masalah ekonomi, Ricky menjawab “untuk penguatan ekonomi, saat Harlah tanggal 24 April kemarin, Ansor telah meluncurkan Koperasi dan Toko Online Ansorunastore, kita juga sudah bekerjasama dengan PT. Henan Putihrai membuka Pasar Modal Syariah untuk masyarakat umum. Kita prihatin, seperti dalam pemberitaan, tidak sedikit saudara kita yang berangkat ke Syuriah jadi bagian dan korban ISIS karena masalah ekonomi, iming-iming gaji dan kehidupan yang layak, eh akhirnya habis segalanya.”.

Terakhir, Ricky berpesan bahwa Cinta Tanah Air berlaku spesifik, dimulai dari cinta terhadap lingkungan serta menjaganya. kita siap bekerja sama dan sama-sama bekerja membentengi Kota Tasikmalaya dari berkembangbiaknya radikalisme, dengan tanpa menghilangkan fungsi dari TNI-Polri serta emerintah Kota secara utuh, Jangan sampai ada celah – celah untuk kelompok radikalisme ini dengan leluasa menyebarkan faham radikalisme, terorisme di masyarakat apalagi di kalangan para pemangku kebijakan, yang pada akhirnya melahirkan kebijakan yang tidak bijak dan tidak sesuai dengan ideologi Negara Pancasila. kita akan senantiasa koordinasi dan komunikasi, baik dengan TNI dan Kepolisian serta Pemerintah Daerah untuk menciptakan Kota Tasikmalaya yang rukun, beradab, penuh kasih sayang, toleransi, tawajun dan berkeadilan.

Sebelumnya GP Ansor Kota Tasik mengadakan Konpers dan mengeluarkan pernyataan sikap, pada Kamis malam 25 Mei yang bertempat di markas Kodim 0612 Tasikmalaya, yang intinya mengutuk keras serangan bom bunuh diri Kampung Melayu.(a. Arif)