Kiai Saeful : Ikuti Cara Ulama Dalam Berbangsa dan Bernegara

184

INDRAMAYU, Ansorjabar Online- Maraknya konflik antar ras, suku dan antar umat beragama yang terjadi akhir-akhir ini membuat masyarakat cukup resah.

Keprihatinan tersebut disampaikan dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) oleh Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Kiai Saeful Mustaqim di Mesjid Al-Ikhlas Desa Anjatan Baru Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, Sabtu (10/06).

Menurut Kiai muda ini, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Heterogenitas bangsa Indonesia adalah sesuatu yang tak terhindarkan dari adanya keanekaragaman suku bangsa yang berasal dari ribuan pulau yang tersebar. Sifat heterogen juga bersumber pada keragaman agama.

” Merajut tali silaturrahmi antar sesama memang perlu dilakukan, bukan hanya karena tuntutan agama, tetapi juga karena fitnah kemanusiaan itu sendiri.” kata Kiai Saeful.

Ia mengajak kepada warga Nahdliyin untuk terus menjaga ideologi organisasi yang didasarkan pada nilai dan norma agama Islam, serta membumikan ajaran-ajaran para leluhur, ulama dan kiai-kiai terdahulu.

” Di era kekinian kita harus mengamalkan empat hal yang telah diwariskan ulama dalam berbangsa dan bernegara diantaranya, semangat keagamaan (Ruhuddin), semangat nasionalisme (Ruhul Wathoniyah), semangat kebhinekaan (Ruhut Ta’adudiyah), semangat kemanusiaan (Ruhul Insaniyah).” tegasnya.

Sementara Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Dodi Assaviyu Manulung menyatakan, Dalam rangka menyikapi problem kebangsaan dan arus globalisasi dewasa ini, pihaknya terus berkomitmen untuk membumikan ajaran kasih sayang kepada semua umat manusia dan pemberdayaan umat sebagaimana yang dicontohkan ulama.

”Menyikapi situasi kekinian terus kami sosialisasikan nilai-nilai toleransi dalam berbangsa dan beragama, menjaga mesjid, membumikan sholawat, dan memberdayakan ekonomi umat lewat ekonomi home industri, serta program beasiswa.” pungkasnya. (pay)