Jadi Banser Itu Berat Dilan, Tapi …

1365

Oleh : Idham Kholid (Sekretaris Ansor Kab. Garut)

Ya, Banser Dilan. Kamu pasti tau. Barisan Ansor Serbaguna. Badan semi otonom di Gerakan Pemuda Ansor. Meskipun, kadang orang (yang tidak terlalu faham) mengenal Banser itu seolah terpisah secara organisasional dengan Ansor. Seolah-olah sama dengan Ansor sebagai Badan otonom Nahdlatul Ulama. Atau mungkin kamu mengenal Banser sebagai tentaranya NU. Kamu tau kan Nahdlatul Ulama, Dilan?

Jadi kader Banser itu memang berat Dilan. Kamu harus ikut Diklatsar dulu. Ya, Pendidikan Latihan Kader Dasar. Kaderisasi tingkat awal di Banser. Kalau di Ansor itu namnya PKD atau pelatihan Kepemimpinan Dasar. Biasanya 4 (empat hari). Kamu akan dilatihan dasar-dasar Ke Banser-an, dasar-dasar Ke – Ansor-an, Ke-NU-an, Ke Aswaja-an. Juga, kamu akan dikenalkan dengan dasar-dasar kepemimpinan dan keorganisasian. Kamu juga akan dilatih penguatan mental dan disiplin. Capek sih, tapi Insya Allah itu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan dalam hidup kamu.

Kalau kamu sudah ikut Diklatsar, kamu berhak lho pake seragam Banser yang loreng-loreng itu. Gagah bukan? Tapi setelah Dikltsar kamu juga harus ikut kaderisasi selanjutnya. Namanya Susbalan, atau Kursus Banser Lanjutan. Itu biasanya dilaksanakan oleh Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser. Nah, terakhir kamu ikut Susbanpim atau Kursus Banser Pimpinan. Itu tingkat Nasional. Se Indonesia pesertanya juga, Dilan. Selain itu ada juga Diklatsus atau Pendidikan Latihan Khusus. Kalau kamu yang suka motor-motoran, kamu cocoknya ikut Dikltasus Lalu Lintas. Insya Allah deh, kamu gak akan berusrusan lagi sama polisi seperti pengelaman-pengalaman dulu Kamu sebagai gank motor. Justru, kamu bakal jadi mitra polisi lho. Selain Balantas, atau Banser Lalu Lintas, di Banser juga ada barisan khusus lain. Ada Densus 99, ada Banser Tanggap bencana (Bagana), Banser Penanggulangan Kebakaran (Balakar), Banser Husada (Basada), Banser Protokoler dan Banser Maritim (Baritim).

Oh iya, Dilan. Satu lagi kaderisasi di Banser. Namanya Susplat. Kursus Latihan Pelatih. Nah, kamu kalau sudah ikut Susplat, kamu bisa jadi Pelatih kaderisasi di banser. Kalau Susplat I, kamu jadi pelatih Diklatsar. Susplat itu ada Suspalat I,III dan III. Banyak ya? Tapi jangan salah, kalau sudah ikut Banser, justru itu menjadi bagian keren hidup kamu, Dilan. Percaya deh.

Kamu pengen tau tentang struktur Banser? Jadi begini. Banser itu kan banom Ansor. Jadi, komandan Banser itu jadi salahsatu wakil ketua di kepengurusan Ansor diberbagai tingkatan. Nama Komandannya disebut Kepala Satuan. Kalau di Pusat namanya, Kasatkornas. Kepala Satuan Koordinasi Nasioanl. Di Provinsi namanya Kasatkorwil atau Kepala Satuan Koordinasi Wilayah. Kalau Kasatkowil Jabar itu sekarang namanya Yudi Nurcahyadi yang orang Garut. Yang se Kabupaten Sama Kang Aceng Fikri. Kamu tau kan Aceng Fikri, Dilan? Masa gak tau ah.

Ditingkatan Cabang namanya, Kasatkorcab. Kepala Satuan Koordinasi Cabang. Ditingkat Kecamatan namanya Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) yang terakhir itu namnya Kasatkorkel atau Kepala Satuan Koordinasi Kelompok. Nah itu. Kalau satuannya berarti, Satkornas, Satkorwil, Satkorcab, Satkoryon dan Satkorkel. Pokoknya semuanya ada di Peraturan Organisasi Banser. Kamu tinggal baca aja. Lengkap semuanya.

Jadi Banser itu berat Dilan. Banyak dituduh macem-macem. Dituduh liberal-lah, dituduh sudah disusupi PKI, bahkan ada yang nuduh kafir. Gara-gara kalau pas Natal suka jaga di Gereja. Banser jaga di Gereja lho, bukan ikut Misa. Dan bukan hanya Gereja. Tapi juga rumah ibadah yang lain. Banser jaga Gereja bukan ikut ibadahnya. Itupun kami lakukan karena setelah banyak kejadian Gereja di Bom teroris yang pngecut dan tidak bertanggung jawab. Mereka memanfaatkan agama untuk melakukan terror. Padahal kita tau, bahwa Agama Islam itu rahmatan lil alamien. Kita gak mau kan Indonesia kayak di Timur tengah?

Kita gak mau kan Islam dituduh jadi agama terror? Kita jaga Gereja sejatinya jaga nama baik Agama Islam. Bahkan kata Gusdur, Banser jaga Gereja sejatinya jaga Indonesia. Kalau soal ukhuwwah mah, Banser mah sudah selesai. Jaga Gereja itu bagian dari ukhuwwah insaniah dan ukhuwwah wathaniyyah.

Terus, Banser juga akhir akhir ini sering dituduh dan difitnah pembubaran pengajian. Padahal Dilan, mereka itu bukan ngaji. Coba deh dengerin ketika mereka yang katanya ngaji itu. Isinya orasi-orasi politik, hasut-hasutan. Eh, akhirnya dukung mendukung deh di Pilkada. Mereka itu ngaji apa kampanye? Jadi kelihatan kan siapa yang menjual agama untuk politk dan siapa yang berpolitik untuk kemaslahatan agama. Tapi, anehnya semakin difitnah, semakin dibully, orang semakin tertarik ikut sama Banser, semakin banyak yang antusias ikut Diklatsar lho. Di Garut Dilan, taun kemaren bahkan ada jumlah peserta Dikltasar seribu lebih. Di Purwakarta, Cirebon, Tasik juga sama. Keren kan? Kenapa coba? Banser semain dibully semakin dicintai. Karena Banser didirikan oleh Ulama. Jelas turunannya, jelas bibit bobotnya. Justru yang sering bully Banser sekarang nasibnya gak karu karuan. Udah ah gak usah dibahas. Kita doakan aja deh, supaya mereka kembali ke jalan yang benar.

Kalau kata Ceng Babas (Pesantren Buntet Cirebon), Banser itu pasukan Rosulullah yang masih tersisa. Makanya Mbah Habib Luthfi berdoa, kalau lah saya diizinkan Allah masuk surga, maka saya tidak akan masuk surga sebelum semua Banser masuk surga. Kita juga kan tau Hadratu Syeikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau mendoakan, barangsiapa yang aktif di NU (di Banser juga), maka dia aku akan anggap santriku, dan aku akan doakan semoga dia dan kelurganya khusnul khotimah. Luar biasa bukan, didoakan ulama masuk surga.

Jadi Banser itu berat Dilan. Tapi, kamu harus ikut. Surga imbalannya.