Diklatsar Banser Bogor, Deni Ahmad Haidar ; Jadi Banser Wajib Bermanfaat Bagi Orang Lain.

246

Bogor (ansorjabar online)
Eksistensi Banser dapat dilihat dari pelatihan-pelatihan yang di lakukan oleh Pengurus Banser di tiap tingkatan. Dari mulai Diklatsar, Diklatsus, Diklatpim dan Lain sebagainya.

Begitupula, dengan yang hari ini dilakukan oleh GP Ansor PC Kabupaten Bogor yang memfasilitasi Banser Satkorcab mengadakan Diklatsar (Pendidikan Latihan Dasar) ke-V di Kecamatan Caringin.

Dimulai dari hari sabtu (22 April 2017), selepas registrasi ulang dan pembukaan semua calon anggota Banser dilatih Manajemen, Ke-Banseran, ke-NU-an, Ke-Ansor-an dan lain-lain

Pagi ini selepas shubuh, calon anggota Banser dilatih fisik oleh instruktur. Dimulai dari Olahraga pagi yang diisi juga dengan Pengenalan Dasar Bela Negara, PBB dan tata cara Upacara Penaikan Bendera, Silat untuk Bela Diri, Penyamaran, Manajemen Aksi dan Advokasi, Pengenalan Tata Tertib berlalu lintas dan Ke-Aswaja-an.

Materi Ke-aswaja-an sendiri di isi langsung oleh Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Wilayah Provinsi Jawa Barat KH. Deni Haidar Abbas. Beliau menyampaikan bahwa untuk menjadi Muslim atau orang yang mengaku beragama Islam harus memiliki sanad keilmuan yang jelas dan sampai ke Rasulullah.

Sama halnya dengan Hadits, kita jangan langsung percaya ketika ada yang menyampaikan sebuah Hadits kepada kita.

Jika ingin mengetahui kualitas sebuah hadits maka kita pelajari dahulu Ilmu Musthalahul Hadits ny, kita telusuri terlebih dahulu sanad dari pada hadits tersebut, apakah masuk kategori Shahih, Hasan atau Dha’if ?

Nah, berislampun harus seperti itu. Harus tahu apakah yang hari ini kita lakukan benar dan sampai pada Rasul ?

Di NU, jangan pernah takut untuk ber-Islam, karena NU memiliki sanad keilmuan yang jelas, yang sampai pada Rasul.

Kiai-kiai NU adalah para pejuang Agama dan Negara yang ilmunya tidak main-main, beliau-beliau belajar ilmu agama langsung kepada sumber-sumber yang memang memiliki sanad yang muttashil.

Sehingga dengan kita berkhidmat di NU maka kita sudah tertolong dari hal-hal yang meragukan dalam beragama. Jika ditanya mengapa baca shalawat?

Maka jawab saja kiai NU juga begitu. Jika ditanya mengapa shalah shubuh pakai Qunut?

Maka jawab saja kiai NU juga begitu. Jika ditanya kenapa Rajaban dan Muludan ?

Maka jawab saja kiai NU juga muludan, rajaban, ratiban, hadorohan, syaraqolan, barzanjian, yasinan dan lain-lain. Sehingga satu intinya, Banser harus selalu siap dalam menjaga Kiai-Kiai NU kapanpun dan dimanapun ketika dibutuhkan.

Kemudian, beliaupun menambahkan bahwa hari ini NKRI sedang diserang oleh Organisasi yang tidak suka dengan Pancasila dan ingin menegakkan Khilafah di Indonesia.

Namun, tegas kita katakan bahwa tidak ada ruang untuk Khilafah di Tanah Indonesia ini walaupun hanya satu sentipun. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 sudah final dan tak ada lagi pertandingan selanjutnya.

Dalam final tersebut dimenangkan sebuah Negara yang bernama Indonesia berasaskan Pancasila dengan sistem Pemerintahan yang Demokrasi, yang dibagi dalam Trias Politica Montesqueu ; Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Calon anggota Banser dengan semangat mendengarkan arahan materi yang disampaikan oleh KH. Deni Haidar Abbas, dan terakhir ratusan calon anggota Banser yang hadir berikrar untuk menjaga keutuhan NKRI dari ancaman organisasi radikal dan intoleran.(aziz ian)