Di Indonesia Gerakan islam Radikal sudah Sangat Masif dan Terstuktur

438

Bogor (ansorjabar online)
Puluhan orang dengan seragam loreng hijau dan sisanya menggunakan seragam hijau tua berdatangan ke Markas Kepolisian Resort Kabupaten Bogor.

Mereka di sambut oleh Provost di pos depan dan langsung dibawa ke dalam Markas Kepolisian Resort Kabupaten Bogor. Selepas itu, mereka yang datang karena undangan dari AKBP Muhammad Andi Pastika Gading, S. Sos, S. IK, M. Si selaku Kepala Kepolisian Resort Kabupaten Bogor.

Dalam kunjunganya PC GP Ansor Kabupaten Bogor ke Kanit Intelkam Polres di wakili oleh KH. Abdullah Nawawi, MDZ
(Ketua Umum GP Ansor Kabupaten Bogor), Ade Eris, S. Pd (Dewan Penasehat GP Ansor), Dedi Sarif Abdullah (Wakil Ketua GP Ansor Kabupaten Bogor), Aman Nugraha, SH, MH (Ketua GP Ansor PAC Kecamatan Citeuteup), Anton Bintaro (Komandan BALANTAS Satkorcab Kabupaten Bogor) dan Dian Ajis Syah Putra, S. Pd (Tim media GP Ansor PW Jawa Barat).

Dalam pertemuan tertutup ini dibahas beberapa Agenda POLRES yang kini sangat intens melakukan pendekatan terhadap kantong-kantong basis masa gerakan-gerakan radikal dan makar.

Bahkan AKP Agustinus Manurung, SH selaku Kepala Unit Intelijen dan Keamanan Polres Kabupaten Bogor menuturkan bahwa “Kita sudah tidak lagi melihat mana yang benar-benar NU mana yang sudah bukan NU, saya (agustinus) bukan malah ingin memperpecah NU, namun realita yang ada gerakan mereka masif dan terstruktur rapih masuk ke dalam Ormas Islam yang tujuannya memang ingin menghancurkan Islam yang hari ini ada di Indonesia.

Dana mereka sangat banyak di back up habis-habisan dan terpola sangat sistematis, mereka (ormas radikal) punya tim intelijen, tim media, tim propoganda, tim agitasi dan provokasi, tim pencari simpati, mereka punya radio dan televisi yang dipakai untuk ajang indoktrinisasi dan yang lainnya”.

Sesekali AKP Agustinus menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengusap kening dengan tangannya.

“Sehingga saya sangat berterimakasih ketika masih ada Ormas Islam dan juga OKP yang masih peduli dengan kondisi saat ini, (karena memang) politik, semuanya ini di awali dengan politik.

Politik yang dibungkus sangat cantik oleh Agama, sehingga membuat nalar masyarakat awam jadi linglung dan gampang dipengaruhi”.

“Penggiringan Opininya memang cantik, dari agama dulu awalnya, ketika sudah dibungkus dengan Agama. Baru di arahkan sedikit demi sedikit ke arah yang di inginkan oleh para pemangku kekuasaannya, sehingga saya salut masih banyak Kiai dan Habib NU di beberapa wilayah yang tidak terpancing dengan isu-isu makar ini, saya ngomong begini karena jelas sudah ada di beberapa tempat (yang dipakai untuk) pembaptisan menegakkan sistem Khilafah ini, dan ini sangat Bahaya”.

AKP Agustinus menambahkan “Mereka yang dibawah tidak tahu kalau yang kita tangkapi adalah memang aktor-aktor yang sejak dahulu kita pantau, setelah ditangkap kita disebut kriminalisasi, loh kecuali tak ada bukti dan saksi baru kriminalisasi. Ini kan sudah ada (bukti dan saksi), apa yang kriminalisasi?”.

Masyarakat kini hanya mengenal dan belajar Agama dari share postingan di Social Media.

Seharusnya mereka belajar langsung dari Para Kiai dan Habaib yang tidak hanya menguasai kemampuan keilmuan dalam bidang Agama namun juga bidang Kebangsaan. Terakhir, Pria yang sangat mengagumi Habib Luthi Bin Yahya ini menambahkan

“NKRI sudah Final dan tak boleh di rubah oleh paham apapun, saya tidak terlalu peduli dengan politik namun jika kaitannya dengan perubahan ideologi Pancasila dengan ideologi Khilafah saya tak ada kompromi”. Tutupnya. (aziz ian)