COVID 19, PMII Unpad Gerakan Ketahanan Pangan Melalui Ekonomi Pekarangan

94

COVID 19, PMII Unpad Gerakan Ketahanan Pangan Melalui Ekonomi Pekarangan

Merebaknya pandemi COVID 19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan, kasus positif Covid-19 meningkat signifikan setiap harinya sejak ditemukan kasus pertama 2 Maret lalu. Data terakhir yang di sampaikan oleh juru bicara pemerintah yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin, 13 April 2019 pukul 16.20 terdapat 4.557 pasien positif Covid-19 dengan angka kematian mencapai 399 orang, sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh baru 380 orang. Lonjakan peningkatan kasus baru positif Covid-19 tiga hari ke belakang merupakan yang tertinggi di Indonesia yaitu lebih dari 300 orang setiap harinya.
Pemerintah akhirnya menetapkan Indonesia Darurat Covid-19 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). PP tersebut mengatur soal prosedur penetapan PSBB dan syarat-syaratnya yang langsung ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo tertanggal 31 Maret 2020 lalu.
Imbas dengan adanya PSBB tersebut kondisi ekonomi dan sosial masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Keadaan hari ini di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, dan kota lainnya kelangkaan pangan mulai dirasakan terutama sayuran dan buah-buahan. Selain kelangkaan naiknya harga bahan pokok juga menjadi persoalan yang harus dihadapi. Apalagi dalam dua Minggu ke depan sudah memasuki bulan suci Ramadhan dan berakhir di Hari Raya Idul Fitri.
Menanggapi dan mengantisipasi kelangkaan pangan yang melanda Indonesia akibat Covid-19, PMII Komisariat Universitas Padjadjaran menggalakan program “Ketahanan Pangan, Berdaya dari Pekarangan”. Program ini merupakan gerakan sederhana dengan menanam sayuran organik maupun tanaman pangan lain dengan memanfaatkan pekarangan. Membangun kesadaran kader PMII Unpad pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk bergerak kreatif dalam memberdayakan lingkungan sekitarnya.
“Bukan seberapa luas lahan pekarangan kita, tapi seberapa kreatif kita membuat serta mendesain pekarangan menjadi warung hidup untuk keluarga kita. Sekarang banyak ide berkebun dengan barang bekas, berkebun lahan sempit, hidroponik, dan lain sebagainya. Maka dari itu PMII Unpad mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mandiri pangan dari pekarangan” ujar ketua PMII Unpad Sahabat Tarmizi Simanulang. Hal inilah yang mendasari PMII Unpad bergerak bersama menjadikan pekarangan sebagai medan perang.

Berbagai macam sayuran organik telah mulai ditanam oleh kader-kader PMII Unpad di sekretariat PMII Unpad, Bale Mahbub III, Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang. Aneka cabai, kangkung, daun bawang, sereh, sawi, terong, pepaya, lidah buaya, maupun singkong kini berjajar disekeliling rumah kontrak yang dijadikan sekretariat tersebut. Ide berkebun sahabat PMII ini menggunakan ide pertanian organik vertikal garden. Pemanfaatan lahan yang sempit dengan metode tumpang sari, seperti kangkung dengan cabai dan terong guna mengoptimalkan produksi lahan. Penggunaan plastik bekas sebagai media tanam/pot untuk menekan angka peningkatan sampah plastik nyatanya bisa menjadi alternatif murah meriah dan ramah lingkungan. Daun daun kering dan sampah organik difermentasi untuk dijadikan pupuk organik, sehingga siklus pertanian pekarangan tidak membutuhkan biaya yang mahal.
“Kita berfikir bagaimana menghilangkan penat disela-sela kuliah Online dengan peduli terhadap lingkungan sekaligus mampu produktif di rumah. Ya, salah satunya dengan gerakan mandiri pangan dari pekarangan ini, kita bisa olahraga sambil menanam, hasilnya bisa untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga, sekaligus lingkungan kita menjadi lebih sejuk dan indah. Bahasa kerennya sekali menyelam dua tiga pulau terlapaui” begitulah penegasan dari Ketua Cabang PMII Kabupaten Sumedang sahabat Aceng Ahmad Sehabudin.

Segenap keluarga PMII Unpad mengajak seluruh elemen masyarakat untuk produktif di rumah dengan berkebun memanfaatkan pekarangan. Berkebun bukan melulu tentang profit semata, ada hablu Minal alam (hubungan manusia dengan alam) yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim. Penuhi kebutuhan iman dengan taqwa, penuhi kebutuhan jiwa dengan canda, penuhi kebutuhan imun dengan makanan sehat, semoga semua sehat wal afiat.
Penulis
Maarif, Ketua III PMII Unpad