Aa Jenal Abidin Mengingatkan, Siaga 1, Indonesia Darurat Kekuatan Ghaib

1071

Oleh : Aa Jenal Abidin

Atas berkat rahmat Allah Swt kemudian Indonesia merdeka, dari kekuatan kolonialisme internasional. Catatan sejarah telah melukiskan betapa ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa telah dikorbankan, tetesan keringat, air mata dan darah telah dipersembahkan oleh para pejuang, hanya untuk satu kata, MERDEKA!!!

Merdeka adalah cita-cita, harapan dan mimpi terbesar para leluhur, para pejuang, para pahlawan kemerdekaan, tidak sadarkah bahwa kita hidup diatas darah dan nyawa mereka yang telah mengorbankan segalanya, hanyalah untuk satu kata, MERDEKA. Kini kemerdekaan itu telah kita raih, kemenangan itu telah kita dapatkan, dan kini kita telah menjadi sebuah Negara yang berdaulat.

Semua agama, suku, ras, golongan bersatu padu, membela tanah dan air Indonesia, demi sebuah kata yang syarat makna. Sekali merdeka tetap MERDEKA. Disetiap periode, diseluruh zaman, kita terus bergelut dan bergerilya mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan itu, Soekarno telah mengisyaratkan “musuh terbesar kita adalah bangsa kita sendiri”. Sesungguhnya disetiap zaman kita sedang terus berperang dengan kekuatan ghaib yang hendak merobek-robek kebangsaan, keindonesiaan bahkan keagamaan kita.

70 Tahun-an Indonesia Merdeka, kita hidup rukun, damai, “sejahtera”, kita telah menghadapi berbagai rintangan, hambatan, cobaan dan ujian, saya bersyukur Alhamdulillah kita bisa selamat sampai pada saat ini.

Tuhan telah menunjukan Cinta Kasih-Nya teruntuk Indonesia, sambil “Tersenyum” Dia yang Kuasa ciptakan Indonesia.

Akan tetapi Kita Indonesia harus sadar bahwa banyak yang iri terhadap Cinta itu, tidak sedikit dari mereka yang ingin mengoyak-ngoyak bangsa ini, adalah kekuatan Ghaib, tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, dan mereka yang ingin meraup keuntungan, dengan menggunakan bahkan menghalalkan beragam cara, untuk mencapai tujuannya, adalah penguasaan terhadap tanah dan air Indonesia.

Akhirnya, Mari kita silih asih, silih asah, silih asuh, silih wangikeun, hayu urang paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay-antay panangan, bersatu kita teguh, bercerai kita KAWIN LAGI. Demi ukhuwah Diiniyyah, Ukhuwah Wathaniyyah, dan Ukhuwah Insaniyyah.

Tadi itu akhirnya sekarang yang terakhir, kita sudah mafhum Indonesia ini sangat ragam segalanya, maka akan ragam pemikirannya, itu berakibat pada ragam sikap dan tindakan. Saat keragaman itu terjadi kita butuh sesuatu yang bisa mempersatukan keragaman itu, sejauh saya memandang, sedalam saya menerawang, PANCASILA dan UUD 1945 merupakan hasil rumusan para Ulama, Umara, dan para pendiri bangsa ini, adalah jawaban yang paling tepat untuk Indonesia.

Jangan lupa berwarna itu indah, berbeda itu rahmah. Setelah perjuangan panjang, para perumus Bangsa ini berhasil membuat Indonesia bersatu dalam damai. Banyak yang cemburu bahkan iri pada kita semua (Indonesia), rapatkan barisan, perkokoh persatuan, bentuk kekuatan, terimakasih Boaz Solosa Dkk, telah mengharumkan nama Indonesia, masuk final, semoga juara tahun depan, menuju Indonesia hebat, Islam NUsantara, dan Islam yang rahmatan lil’alamiin.

Hidup Persib.😎
‘Anaa AlFakiru Rahmati Rabbihi