Sarasehan Nahdliyyin KBB: Momentum Politik Seringkali Timbulkan Pertengkaran Dan Perpecahan

172

Sindangkerta, (Ansorjabar online)

Perhelatan politik seringkali menimbulkan pertengkaran dan perpecahan di dalam tubuh organisasi, tak terkecuali dikalangan Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU).

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar dalam acara Sarasehan Nahdliyyin, Sabtu (20/05/2017) di Pondok Pesantren Al-Ghuroba, Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Deni, sejatinya momentum politik dijadikan oleh warga Nahdliyyin untuk memperkuat dan merekatkan diri untuk merebut kekuasaan.

“Biasanya momentum politik jadi momentum paciweuh dan papasean. Nu kawitna dulur jadi batur, nu awalna tatangga jadi pasea,”kata Deni.

Padahal kata Deni, seringkali orang yang didukung adalah orang lain, bukan kader NU sendiri.

“Posisi kita selama ini baru sebatas pendukung. Bukan aktor utama. Kecuali kalau kader sendiri dengan kapasitas dan ideologi yang jelas baru kita perjuangkan bersama,” ujar Deni.

Maka kebersamaan dan keterpimpinan dalam berorganisasi, kata Deni, menjadi penting dalam menyikapi hal apapun. Di dalam tubuh NU, pemimpin tertinggi itu ada pada ranah jajaran syuriah.

“Karena ini organisasi ulama, maka ada pemegang tertinggi itu adalah Rois syuriah. Apapun kebijakan yang diambil oleh Rois Syuriah harus diikuti bersama-sama, supaya dapat dipertanggungjawabkan. Karena salah satu ikhtiar kita bergabung di Nahdlatul Ulama adalah untuk menyambungkan sanad keilmuan kita dengan Kanjeng Nabi melalui para ulama yang direpresentasikan oleh syuriah dan Rois syuriah,” ungkapnya.

Dihadapan ratusan peserta sarasehan, Deni mengajak warga Nahdliyyin Bandung Barat untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia NU agar kedepan NU lebih berdaya dan mandiri. Deni pun mengapresiasi acara sarasehan ini yang digelar dengan cara iuran para aktivis dan partisipasi kaum nahdliyyin.

“Dengan kemandirian, NU akan lebih bermartabat dan maslahat bagi ummat, dibandingkan menggantungkan peran dan partisipasi pihak lain. Banyak hal yang kedepan yang mesti fokus digarap terutama dalam gerakan ekonomi kerakyatan. Acara sarasehan ini dapat menjadi inspirasi untuk membangun kemandirian organisasi,” paparnya.

Selain Deni, bertindak sebagai narasumber lainnya adalah Wawan Gunawan, MA (Sekretaris Lakpesdam NU Jabar). Pasca disukusi dilanjutkan dengan pembahasan draft rekomendasi yang dipandu KH. Hilman Farid (Inisiator Sarasehan). Dalam kesempatan tersebut, disampaikan pula tausyiah oleh Rois Syuriah PCNU KBB KH. Aa Maulana.  (Moch Ramdani/Edi).