PWNU Jabar: Di Bandung, Penebar Kebencian Geser ke Desa

253

Foto : KH.Alawi Nurul Alam Al-Bantani

Bandung, Ansorjabar Online – Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jawa Barat, KH.Alawi Nurul Alam Al-Bantani menyerukan agar pemerintah maupun masyarakat waspada terhadap penyebaran gerakan kebencian Islam aliran Wahabi yang berkedok dakwah. Menurut Alawi, saat ini gerakan penebar kebencian yang dilakukan oleh kelompoknya KH. Athian Ali mulai masuk kawasan pinggir perkotaan.

“Sabtu lalu (21- Oktober 2017-Red) kami mendapat informasi dari salah seorang kiai NU di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Menginformasikan tentang adanya Tablig Akbar di Kampung Cikawari Cimenyan, hari selasa 24 Oktober 2017 yang akan diisi oleh KH.Athian Ali. Teman-teman NU Cimenyan merasa agak aneh karena tidak biasa di kampung itu mengadakan acara model tablig. Kedua tidak ada hari peringatan hari besar. Ketiga, mengapa yang hadir harus Athian Ali,” kata Alawi Nurul Alam sebagaimana siaran pers yang dikirim pwansorjabar.org, Senin 23 Oktober 2017.

Menurut KH Alawi, kelompok Athian Ali dari Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) dan penggerak Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) merupakan pendakwah yang anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan gemar mengadu domba warga. Karena PWNU Jabar berhak menjaga harmoni hubungan ummat, Alawi menyerukan kepada warga di sekitar Cimenyan untuk mewaspadai pergerakan Athian Ali.

“Kegiatannya dakwahnya lebih bersifat ideologi-politik, jauh dari semangat pendidikan. Sering mengajak masyarakat membenci Syiah atau dengan dalih pemurnian akidah lalu menebarkan kebencian kepada masyarakat tanpa bukti,” katanya.

Karena alasan tersebut, Alawi menyayangkan mengapa polisi mengijinkan kegiatan itu.Alawi menganggap polisi, kades dan Camat yang menginjinkan acara tersebut tidak peka terhadap masalah radikalisme.

“Saya kira ini masalah besar bagi polisi jika mengijinkan kegiatan FUUI atau ANNAS atau Athian Ali. Polisi seperti tidak tahu masalah terkait dengan ancaman Pancasila, kebencian, dan lain sebagainya. Ustad-ustad NU di Cimenyan memang butuh pengajian, tapi bukan butuh kebencian yang hanya akan meresahkan warga,” papar Alawi.

Alawi berharap pihak kepolisian lebih peka terhadap potensi-potensi yang merusak harmoni warga. Alawi menegaskan, “kita sepakat dakwah dari kota sampai desa, tapi kita menolak penyebaran ajaran kebencian. Karena itu kami dari Lembaga Dakwah PW-NU secara khusus akan mengajak pengurus NU memantau kegiatan Athian,” terangnya.

Secara khusus LDNU akan memantau kegiatan tersebut dan akan membawa rombongan untuk datang karena acara bersifat terbuka.

“Jika nanti ada fakta-fakta penebar kebencian, tuduhan kepada salahsatu pihak sehingga timbul konflik horisontak, kami akan urus ke urusan hukum. Baik polisi, camat dan panitia bisa terkena masalah masalah,” papar Alawi. –Ainul Yakin