Orang Awam Itu Harus Di Cerdaskan Jangan Terus-Terusan Di Awamkan

546

Manusia mempunyai rasa keingin Tahuan yang sangat luas sehingga menyebabkan kurang nya etika dan adab dalam mencari pengetahuannya itu. Terkadang kita selalu bingung kenapa hari ini banyak sekali orang-orang yang seenaknya berkiprah dalam ruang-ruang taktis dalam rangka membela mencari siapa yang paling benar dan siapa yang harus di benarkan sehingga membuat orang2 awam menjadi pusing tak karuan karena melihat situasi serta kondisi yang memang membingungkan.

Orang awam pasti akan marah ketika sesuatu yang bersifat sakral menurutnya itu di ganggu atau di hina iya karena menurutnya ketika sesuatu yang kontradiktif dengan agama/pemikirannya harus di bela dan di amankan bahkan dengan ke awamannya mereka mampu meng kafirkan nauzubillah. dengan cara seperti itu maka menjadikan dia bangga dengan ke awamannya sehingga dia bisa menjadi orang yang berpengaruh bagi orang2 awam yang lainnya dan mereka pun bisa menginterpretasikan orang awam tersebut dengan berbagai persfektif bisa menjadi ustadz,kyai,atau syekh.
Karena sudah menjadi tradisi yang sering di lakukan secara sinergis ini menyimpulkan bahwa orang awam hari ini bukan di cerdaskan bahkan di awamkan secara murokab.

Teringat sebuah ungkapan yang terlontar dari mulut seorang filsuf Islam “jika kamu ingin menguasai orang bodoh (awam) maka bungkuslah agama dengan kebathilan”.

Statement itu seharusnya di jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk seluruh umat muslim Karena ketika terjadi benturan yang berbau agama jangankan ustad, preman sekalipun akan marah habis-habisan.

Kita ambil hikmah yang kita dapat dari peristiwa hari ini sehingga menjadikan ghirah nasionalisme kita terbangun. Tugas kita hanya meneruskan perjuangan para leluhur kita yang sudah menyebarkan islam di tanah air kita ini bukan untuk merubah apalagi merusak usaha yang di lakukan leluhur kita ” melestarikan budaya lama yang baik dan mengadopsi budaya baru yang lebih baik “.

Rasul pun tidak membalas culasnya orang kafir ketika dia meludahi Rasul tapi Rasul memberikan ibrah kepada si kafir lewat Uswatun Hasanahnya.
Hal ini justru harus menjadi acuan berfikir serta bertindak karena tidak selamanya burung di sangkar akan nyaman di sangkarnya tapi buaya yang ganas terkadang rindu akan sebuah Rumah yang nyaman.
Setidaknya apa yang hari ini terjadi menjadikan kita berfikir lebih dewasa serta mampu memfilter segala hal yang bersifat provokatif sehingga itu mampu menyimpulkan bahwa kita memang orang awam yang mempunyai akhlak, etika dan moral.

Al mustad’afien
Muhammad Ridwan (gemblong)
Ketua Komisariat STAI Al Azhary Cianjur