MENUSkip to content Tulisan Politik Dari Rakyat Kecil

105

MENUSkip to content
Tulisan Politik Dari Rakyat Kecil

Oleh : Tb. Seda Ahmad Ziad

“Kau, Kau lah, aku gak peduli” ,
“Bukan Masalahku, Kan aku gak terlibat”

Zaman Sekarang, kata kata itulah yang kita selalu dengar dari kebanyakan orang jika melihat orang lain kesusahan.
Kalau logat jakartanya “Elu, ya elu lah. bukan masalah gue”. Atau malahan tanpa ada rasa respect sama sekali.

Yah, beginilah keadaan mental bangsa saaat ini.
Gak ada rasa tenggang rasa, gak ada perasaan saling tolong menolong sesama manusia, gak ada rasa kekeluargaan. Mentalnya udah berubah ke mental masyarakat modern, yang acuh tak acuh sama keadaan sekitar. Hanya mementingkan kepentingan sendiri.

I still rememmbered….,

Saat aku SD dulu.
Khususnya saat pelajaran PPKN *Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan*
Dimana nilai PPKN ku selalu dapet nilai 0 (nol) saat ujian, sedangkan teman temanku pada berlomba lomba mendapatkan nilai 10. Saat itu selepas pemberitahuan nilai, aku selalu kena hukum dan setrap berdiri sama guru – guruku.
Ya karna aku selalu gagal dalam pelajaran itu. Pokoknya aku langganannya nilai jelek lah, paling tinggi cuma 5.
Ya, nilai raporku untuk pelajaran PPKN selalu mentok di nilai 6,5.

Jujur aku merasa malu, dan merasa minder saat itu. Mungkin…, aku gak menyukai pelajaran sosial itu. Ataupun aku belum bisa begitu memahami pelajaran tersebut.

Namun sekarang, nyatanya. Kulihat jaman sekarang, Malah mereka yang selalu mendapatkan nilai 10, malah berprilaku 0 dalam tindakan nyatanya. Hufft, tah lah. Tah kemana semua ilmu ilmu yang mereka pelajari. Entah kemana semua larinya pemahaman pelajaran PPKN mereka dulu. Bukannya mereka selalu lulus dalam pelajaran itu? tapi kenapa??? Apa semua gak berarti, Hanya sekedar belajar dan ujian. Hanya sekedar untuk mendapatkan nilai bagus dan Lulus serta naik kelas saja??? Atau hanya sekedar Hiasan nilai RAPOR supaya gak ada nilai merahnya??

Aku selalu ingat kata kata guru PPKN ku sampai sekarang.
Guruku selalu mengajari kami, pelajaran saling tolong menolong dan saling hormat menghormati. Beliau selalu menegaskan “Kita sebagai masyarakat sosial, gak boleh mementingkan kepentingan pribadi diri kita sendiri. Kalau ada yang butuh bantuan bantu. Kalau ada yang kesusahan tolong lah meskipun hanya sebuah pertolongan kecil seperti ikut merasakan ataupun berada di sisinya saat dia susah. Lihatlah sekitarmu dulu, barulah lihat kepentingan pribadimu”

Ya, begitualah inti pelajaran tenggang rasa.
Tapi sekarang ini,,,
Nyatanya keadaannya tidak seperti yang beliau ajarkan.
Gak ada perasaan saling tolong menolong. Gak ada lagi perwujudan nyata tenggang rasa dan kekeluargaan jaman sekarang ini.
Semua hanya mementingkan kepentingan Pribadi. Hanya mementingkan bagai mana caranya dia bisa menjadi “WAHH”. Bahkan sampai sampai ada yang harus mengorbankan kepentingan orang banyak untuk mendapatkan kata “WAHH” tersebut. Atau bahkan ada yang saling menjilat satu sama lain

Maaf, bukannya mau menyindir atau mau mengomentari keadaan mental masyarakat Zaman sekarang.

Tapi memang itu lah adanya. Memang itu yang terjadi di lingkungan masyarakat. Aku cukup lelah Melihat tingkah laku mereka. Capek mendengar janji dan harapan palsu dari mereka yang “WAHH” , yang selalu mereka umbar umbarkan. Terkadang hanya omong kosong.
Hanya NATO. Gak ada perwujudan nyatanya.

Bukannya selama ini mereka merekalah yang selalu mendapatkan nilai 10 dalam pelajaran PPKN???
Bukannya mereka selalu menjadi kebanggaan guru – guru PPKN itu??
Bukannya merekalah yang selama ini dengan angkuhnya dan tatapan sepele mencoba menonjol??
Bukannya mereka yang selama ini merasa paling pintar dan selalu mengaggapku aku *yang selalu dapat nilai 0* Bodoh dalam pelajaran itu??
Tapi sekarang dimanakah mereka mereka semua???
Dimanakah mereka yang dulu yang selalu merasa paling hebat dalam pelajaran tersebut?
Kemana mereka semua??
Kemana semua pemahaman pelajaran PPKN yang selama ini kalian dapat, toh nyatanya yang kulihat prilaku dan pencerminan atas pemahaman itu hanyalah NOL besar.