Menuju Konfercab XVI, PCNU Tasikmalaya Tekankan Menjaga Tradisi dan Aswaja di Tengah Tantangan Global

228

Tasikmalaya,NU Online

Pada dasarnya Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri dengan ribuan pesantren dan majlis taklim yang tersebar, mayoritas penduduknya adalah warga nahdliyyin secara kultural dengan melihat tradisi Ke NU an yang menjadi keseharian warganya.

Namun di era ini dengan banyaknya informasi yang masuk dan gerakan radikal yang mulai kelihatan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tasikmalaya memberikan perhatian khusus untuk menjaga tradisi yang mulai tergerus.

Ketua Panitia Konfercab XVI PCNU Kabupaten Tasikmalaya H.Tatang Sunarya  ketika ditemui NU Online di Kantor PCNU Kabupaten Tasikmlaya Senin (26/12) menuturkan, gerakan gerakan ormas yang mencoba menyebarkan Faham Radikalisme yang bersebrangan denga nilai Ahlussunnah Waljamaah mulai masuk ditengah tengah warga NU dan mengubah segala tradisi dan pemikiran warga, ini membuat kami resah.

Seperti halnya dulu di Masjid-Masjid Kampung itu marhabaan, debaan, Pengajian dan Memakmurkan mesjid itu gampang dijumpai dan kaum muda menjadi aktornya. Namun susah kita mencari hal hal seperti itu sekarang.

Sekretaris PCNU Kabupaten Tasikmalya ini melanjutkan, di era global ini apapun bisa masuk tanpa ada filter,seperti isu isu yang berseliweran  media sosial, tak sedikit orang koar koar tak jelas dan termakan isu, sehingga membuatnya tak karuan mencaci sana sini dan membabi buta, bahkan faham faham radikal dan sebagainya sangat deras masuk ke tengah masyrakat.

Hal hal semacam ini a karena tak kuatnya basic keilmuan dan pemahaman terhadap aqidah Ahlussunnah waljamaah dengan mantap dan menjadikannya islam pendek sumbu (mudah terbakar).

Oleh karenanya pembinaan pembinaan itu sangat dibutuhkan, dengan gerakan tradisi dan lewat cara yang massif mengikuti cara global sekarang harus dilakukan.

Dan dalam Konfercab yang akan dilaksanakan di Pesantren Cipasung, Kamis (29/12) kali ini adalah menitik beratkan pada hal hal itu, dan mengusung tema “Menjaga Tradisi dan memperkokoh Aqidah Aswaja di tengah tantangan global”.

Tema ini menjadi PR besar buat kami dan dalam upaya itu dalam pesidangan nanti semoga ditemukan keputusan keputusan terbaik untuk menjadikan Tasikmalaya sebagai kota santri lahir bathin. (HUSNI MUBAROK)

Sumber : Nu Online