Mari Kembali Bersatu Kokohkan Ukhuwwah Wathaniyyah

254

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillah kita telah bersama-sama menjadi saksi sejarah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Meski bukan segalanya, Pilkada DKI Jakarta adalah merupakan momentum cukup penting untuk menentukan masa depan Jakarta dan Indonesia.

Hari ini, tadi, telah kita saksikan bersama kedewasaan politik dan kualitas demokrasi warga Jakarta. Tanggal 22 Rajab atau 19 April 2017, warga Jakarta mampu berpolitik secara sehat, santun, cerdas dan elegan. Pelaksanaan pemungutan suara yang baik ini jangan dinodai. Jangan dikotori. Yang menang jangan jumawa, yang kalah harus menerima dengan lapang dada.

Kini saatnya bersatu kembali, saling menumbuhkan sikap santun dan menguatkan persaudaraan antar-sesama, persaudaraan dalam dimensi kebangsaan, ukhuwaah wathaniyyah. Sekali lagi, persaudaraan antar-sesama, persaudaraan dalam dimensi kebangsaan, persaudaraan sesama warga negara Indonesia, ukhuwah wathaniyyah.

Kepada para pemimpin warga Jakarta, sesungguhnya Gubernur merupakan simbol dari amanah rakyat dan takdir Allah. Dalam al Quran, sudah sangat jelas, bahwa Allah memberi amanah tiap manusia, sebagai khalifahnya (khalifah fil ardh): wa idz qaala rabbuka lil malaaikati inni jaa’ilun fil ardhi khaliifah, [Q.S, al-Baqarah:30]. Agar, manusia mampu mengelola sebaik-baiknya kebutuhan dan kepentingannya, dengan tujuan kebaikan bersama (mashlahah ‘ammah). Untuk itu, kepemimpinan menjadi modal penting dalam melaksanakan amanah Allah, untuk mengelola kekayaan di bumi dengan maksud ibadah guna membantu sesama dan meningkatkan kesejahteraan manusia dan memuliakan harkat martabat kemanusiaan.

Gubernur dan Wakil Gubernur merupakan orang yang harus kita hormati dan didukung bersama. Sebab, Gubernur adalah pemimpin yang telah diberi mandat oleh rakyat. Pemimpin itu haruslah orang yang adil, yang mampu melaksanakan tugas dengan manajemen dan pengetahuan, serta memiliki kejernihan batin.

Dari hasil Pilkada 19 April tadi, tentu ada beberapa catatan yang perlu saya sampaikan:

1. Kepada kedua kandidat (Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat & Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno) untuk berpikir tenang dan jernih. Kemenangan dan kekalahan merupakan bagian dari kompetisi, semoga ada hikmah yang indah.

2. Mohon kepada kedua kandidat untuk tidak tergesa-gesa mengumumkan kemenangan. Kita menghormati sumbangsih survey dalam kehidupan demokrasi, namun demikian yang dianut sesuai undang-undang adalah perhitungan di KPU. Mari bersama-sama mengawal perhitungan resmi. Meminta kepada seluruh warga Indonesia, untuk mengawal penghitungan suara, baik di tingkat TPS, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga ke level provinsi. Tentu dengan proporsi, mekanisme dan bentuk pengawalan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. KPUD DKI diminta bersikap jujur. Agar menjalankan proses penghitungan suara dengan jujur dan amanah, Jujur dalam mengumumkan siapa yang menang, siapa yang kalah dengan data dan validasi yang sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. Meminta kepada seluruh warga Indonesia, khususnya warga Jakarta, untuk berpikir tenang, dengan niatan menjaga integrasi bangsa, dengan strategi mewujudkan politik kebangsaan dan kerakyatan. Sudah saatnya kita rukun kembali, menjaga toleransi dan perdamaian. Prinsipnya sesama warga Indonesia perlu merekatkan kembali rasa bersaudara, setanah air, dan sebangsa.

5. Meminta kepada seluruh media, baik televisi, website, radio dan media cetak untuk ikut aktif menjaga suasana agar tetap kondusif.

Semoga kita dikaruniai pemimpin yang amanah, jujur dan mampu menyejahterakan warga Jakarta dan memuliakan harkat kemanusiaan. Semoga negeri ini, menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Said Aqil Siroj
Ketua Umum PBNU