Kisah Perjalanan Gusdur Bersama Jalaludin Rahmat di Negeri Iran

845

Pada sekitar tahun 1990-an Gusdur bersama cendekiawan muslim Jalaludin Rahmat melakukan lawatan ke negeri Iran. Di negeri para Mullah itu, diadakan sejumlah pertemuan ilmiah dengan para ilmuwan, pakar, dan ulama terkemuka. Seperti pada kebanyakan forum yang diikuti dan diceritakan banyak orang, seringkali Gusdur terlelap tidur, termasuk dalam pertemuan di negeri itu yang membuat Kang Jalal sebagai pendampingnya merasa kecewa. Tapi Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena segan untuk membangunkannya.

Tiba saatnya dalam pertemuan yang amat penting, Gusdur beserta rombongan dari Indonesia menghadiri pertemuan di istana negara dengan pembicaranya kepala negara tersebut yakni Ali Akbar Hashemi Rafsanjani. Dengan sangat Kang Jalal memohon kepada Gusdur untuk bisa menahan kantuknya. Setengah berbisik kepada Gusdur, Kang Jalal berkata : ” Tolong ya Gus, sekali ini jangan tidur. Yang kemarin-kemarin bolehlah, tapi yang akan kita temui kali ini adalah sang Presiden. Jadi tolong ditahan dong kantuknya”.

Ketika sang Presiden mendapat giliran berbicara, dengan bangga Ia mengurai sejarah revolusi Iran, capaian-capaian pembangunan yang membanggakan dan prospek yang menjanjikan bangsanya kedepan. Semua audien dengan khusyu menyimak pemaparannya. Kecuali Gusdur, Ia nampak terlelap tidur, mendengkur lirih di atas kursinya. Gusdur mengindahkan bisikan pesan Kang Jalal sebelumnya untuk tidak tidur. Dengan terpaksa, kali ini Kang Jalal harus membangunkannya. Jangan sampai membuat malu bangsa Indonesia.

Gusdur pun bangun tanpa merasa ada yang keliru atau tak sopan dengan dirinya. Ia kemudian menanggapi pembicaraan Presiden Rafsanjani itu dengan lancar dan cerdas menggunakan bahasa Arab yang bagus. Tatkala Gusdur menutup pembicaraanya dengan salam, applaus panjang bergema dari audien. Kang Jalal beserta teman-temannya pun ikut sumringah. Keresahan dan kegalauan yang tadi menyelimutinya pun seketika sirna. Dengan wajah berbinar, mereka bangga dengan sosok Gusdur dalam forum tersebut.

(Edi Rusyandi. Sumber Bacaan Buku Sang Zahid dan Buku Gusdur Dalam Obrolan Gusmus karangan KH. Husein Muhammad)