Ketegasan Banser, Kezaliman Felix Siauw dan FPI

1149

Ketegasan Banser, Kezaliman Felix Siauw dan FPI

Perintah H. M Ujang Busthomi, Ketua GP Ansor Kabupaten Cirebon melalui media sosial WhatsApp menjadi viral hanya dalam hitungan detik. Betapa tidak, perintah Kang Ujang–sapaan akrab H. M Ujang Busthomi–bernada tegas itu menimbulkan polemik. Tak ubahnya ketika perintah itu saya share melalui Facebook dan WhatsApp. Sebagian besar mendukung langkah saya dan sebagian kecil malah mengancam.

Berikut redaksi perintah Kang Ujang, yang sudah saya sesuaikan agar tidak salah paham: “Perintah dari Ketua GP Ansor . Kepada seluruh anggota Ansor dan Banser Kab Cirebon dimohon untuk kumpul di sekre nanti malam jam 20.00 memakai atribut Ansor dan Banser untuk melakukan aksi ‘nyerang’ kantor FPI. (H. M. Ujang Busthomi PC GP Ansor Kab Cirebon).”

Saya sangat mendukung langkah Kang Ujang. Langkah tegas beliau tentu bukan tanpa pertimbangan dan risiko. FPI melalui LPI jauh lebih sembrono ketika beberapa hari kemarin telah berhasil mengeluarkan surat resmi dengan nada mengancam kepada Banser yang juga viral di media sosial. Warga nahdliyin jangan takut. Kita harus selalu kompak dan mendukung langkah GP Ansor dan Banser. Tak terkecuali Kang Ujang.

Dan saya juga kagum kepada Prof. Dr. Nadirsyah Hosein, salah seorang Profesor di kampus ternama di Australia, Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand, penulis produktif dan ulama NU ahli hukum Islam, yakni ketika beliau menerjunkan catatan berjudul ‘Mendukung Banser.’ Alhamdulillah catatan itu juga viral di media sosial. Sebuah bentuk dukungan intelektual dan moral dari Gus Nadir–sapaan akrab Prof. Dr. Nadirsyah Hosein.

Sejurus dengan itu, lihat fanspage Felix Siauw, pasca penolakan jadwal pengajiannya di Bangil, dia menurunkan 5 tulisan dan 2 video,  di mana kesemuanya seolah-olah ingin menyerukan kepada umat Muslim di Indonesia bahwa Felix Siauw mendapatkan perlakuan diskriminatif, merasa dizalimi dan semakin di atas awan. Memang begitulah para aktivis Ormas Islam radikal, semakin ditindak-tegas, malah semakin militan.

Tak tanggung, fanspage Felix Siauw sampai hari ini telah disukai tidak kurang dari 4 juta. Dengan konsistensi menulis status setiap hari. Dan selalu mencatut istilah-istilah keislaman dalam setiap tulisan dan videonya. Tidak aneh jika kemudian para netizen ‘lumayan’ banyak yang terhipnotis  karena seolah-olah Felix Siauw ini berkedudukan sebagai ‘Rasul’ yang sedang dizalimi, sebagaimana Rasulullah Saw dahulu juga mendapatkan tindak penzaliman.

Bagi yang tidak memahami siapa Felix Siauw, apa itu HTI dan umumnya Ormas Islam radikal, memang perlu waktu untuk memahami seluk-beluk kezaliman mereka. Saya dan saya kira kita semua yang tahu siapa itu Felix Siauw dan apa itu HTI memerlukan stok kesabaran yang lebih banyak. Memerlukan kemampuan yang ekstra untuk meng-counter narasi mereka. Kita butuh orang-orang yang pandai menulis dan berceramah demi menyelamatkan umat dari kezaliman Felix Siauw, HTI dan orang-orang/Ormas-ormas Islam radikal semacamnya.

Felix Siauw dan para aktivis Ormas Islam radikal memang paling jago menyulut emosi dan kemarahan sebagian umat Islam awam perkotaan. Kajian Islam tentang syariat Islam yang dibungkus dengan metode motivasi memang sangat efektif membakar emosi sebagian umat Muslim awam perkotaan. NU, GP Ansor, Banser dan seluruh warga nahdliyin harus terus meng-counter narasi mereka. Merekalah penyebab rusaknya Islam di mata dunia, perusak keutuhan NKRI.

Wallaahu a’lam

Mamang M Harerudin (Aa)
GP Ansor Kabupaten Cirebon

Pesantren Bersama Al-Insaaniyyah, 7 November 2017, 19.41 WIB