Bandung Sebagai Kota Ramah HAM Dipertanyakan

200
BANDUNG – Munculnya permasalahan kasus pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM) dalam lingkup kebebasan beragama berkeyakinan di Jawa Barat menjadi catatan hitam di akhir tahun 2016 ini.
Hal itu tertuang dalam diskusi peringatan hari HAM Internasional yang digelar Komunitas Sahabat Lintas Iman (SALIM) di Pondok Pesantren Nurul Amanah Arcamanik Kota Bandung, Minggu (11/12/2016).
Kegiatan tersebut berkat kerjasama dengan sejumlah elemen diantaranya dari Jaringan Komunikasi Antar Umat dan Budaya (Jakatarub), AMSA Bandung, dan Lokalisasi Buku dengan rangkaian acara Performance dari Adhew Habsta, Sanggar Obor pemutaran Film Keberagaman yang dikoyak dan 10 Narasi Korban Kebebasan Beragama Berkeyakinan.
Kordinator Komunitas SALIM, Rangga mengungkapkan, rangkaian kegiatan ini sebagai bentuk sikap terhadap permasalahan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Jawa Barat.
“Khususnya yang telah terjadi pembubaran Natal di Sabuga ITB beberapa waktu lalu. Artinya, Bandung sebagai Kota Ramah HAM Masih menjadi tanda tanya besar,” ujar Rangga.
Ia berharap, hasil dari kegiatan ini mampu membuahkan rekomendasi untuk bisa ditindaklanjuti agar tidak terjadi Impunitas di Jawa Barat.
“Apapun rekomendasi dalam kegiatan ini bisa mengadakan pendidikan publik, filterisasi informasi, konsolidasi korban serta pendampingan terhadap korban pelanggaran HAM dalam lingkup kebebasan beragama dan berkeyakinan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, pihak Gereja Kristen Pasundan Ujung Berung, Santri Ponpes Nurul Amanah, Aliansi Mahasiswa Papua dan Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Apapun narasumber yang dihadirkan, Koordinator Jakatarub, Wawan Gunawan, Dosen Kriminologi Unisba, Dian Andiasari, Alumni Sehama 6 Kontras, Imam Mohammad, Direktur LBH Bandung, Arif Yogiawan. (Ade Mahmudin)