Ungkap Makna QS Ali-Imran Ayat 103, Kiai Ramli: Merawat NU Cukup dengan Bersatu

130

Tokoh Ulama Kedokanbunder, KH Ramli mengungkapkan merawat NU cukup dengan bersatu, dengan bersatu NU terjaga dari gempuran paham ajaran lain yang bertentangan, sebagaimana makna dari Surat Ali Imran ayat 103.

“wa’tasimu bihablillahi jami’a wala tafarraqu, saya berharap kita semua mencermati petikkan ayat ini yang menganjurkan kita untuk bersatulah kalian dengan tali Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai, yang memberitahu kita bahwa bersatu dan tidak bercerai-berai akan melahirkan suatu konsep bagaimana kita berfikir, menjaga konsistensi beramal saleh, dan berperan lebih banyak untuk masyarakat,” ujar Kiai Ramli saat mengisi Kajian Rutin acara Jam’iyah dan Silaturahim, di Desa Jaya Laksana, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Selasa (26/7).

“Dengan kita wong NU tetap bersatu dan tidak bercerai-berai, maka Insya Allah kita tetap bisa menjaga dan menyebarkan nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah kepada masyarakat, meskipun banyak gempuran dari aliran yang tidak sepaham dengan ahlussunnah waljama’ah,” imbuhnya.

Surat Ali-imran 103 itu lanjutnya, memiliki ajakan tetap bersatu dan tidak bercerai-berai akan melahirkan sikap bagaimana kita berfikir menciptakan kreasi dan inovasi dalam berdakwah, keteguhan berpegang teguh pada Nahdlatul Ulama.

“Dimana-mana saya melihat ada komunitas aliran tertentu begitu mengajak masyarakat, bahkan dari pintu ke pintu, dan mereka menggunakan berbagai cara agar masyarakat tertarik pada aliran mereka, sehingga itu kita wong NU yang memiliki nafas ahlussunnah waljama’ah, seharusnya juga memiliki semangat yang lebih dan memiliki cara-cara terobosan yang kreatif dan inovatif dalam konteks bagaimana nilai-nilai aswaja tetap tersebar dan diterima oleh masyarakat,” tegasnya.

“Jikalau kita pasif maka kita jangan salahkan mereka yang lebih diterima oleh masyarakat, karena bagaimanapun Allah itu tetap memandang usaha, meskipun segala sesuatu terjadi tetap atas kehendaknya, begitulah sunnatullahnya,” tambahnya.

Kiai berumur 65 tahun ini mengatakan bahwa tugas menjaga dan menghidupkan nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah merupakan hal utama.

“Yang akan pertama kali dipandang dan dirasakan oleh masyarakat terkait keberadaan NU di tengah-tengah masyarakat karena maslahatnya, NU itu bisa dilihat dari bagaimana ia membawa manfaat, dan membawa selamat kepada masyarakat yang dalam arti luas, masyarakat berbangsa dan bernegara, sehingga hal tersebut adalah tugas kita semua khususnya warga Nahdlatul ‘Ulama,” pungkasnya.

Pelru diketahui, acara ini dihadiri oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Jayalaksana, para tokoh ulama dan masyarakat setempat.