Ponpes At-Tamur Cibiru Sambut Positif Kegiatan Bina Perdamaian Komunitas Lintas Agama

503

CIBIRU (Ansorjabar Online) – Ruang kebersamaan dengan latar perbedaan terus dibangun oleh komunitas lintas agama di Bandung. Salah satunya seperti yang dilakukan COY GKI (Community of Youth Gereja Kristen Indonesia) Bandung yang difasilitasi Jaringan Kerja antarumat Beragama (Jakatarub) di Pesantren anak jalanan At-Tamur, Cibiru Hilir, Bandung, Minggu (18/07/2017).

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Bandung. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam acara tersebut antara lain bersih-bersih pesantren, berbagi beras untuk sesama, melukis kaligrafi, masak buka bersama.

Kunjungan COY GKI ini disambut baik oleh pengasuh Pesantren Anak Jalanan At-Tamur Kyai Samsudin. Menurutnya, perbedaan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, karena itu harus dijaga agar tidak menimbulkan konflik satu sama lain.

“Kehadiran saudara semua menjadi berkah dari Tuhan. Kita semua makhluk Tuhan, sehingga saya terima dengan senang. Kegiatan bakti sosial merupakan tanggungjawab bersama untuk saling mengasihi sebagai perintah Tuhan”, Kata kyai Samsudin, Bagi, Kyai Samsudin bentuk kepedulian COY GKI pada pesantren diterimanya dengan senang hati.

“Jika masyarakat bertanya tentang beras yang dibagikan, beras itu dari pesantren. Pesantren dapat dari Jakatarub, yang dikasih dari GKI, dan GKI dapat dari Tuhan. Jadi pada dasarnya pemberian Tuhan”, tegas Samsudin.

Respon positif juga disampaikan perwakilan pemerintah setempat, Dudang Gazali. Menurut Dudang, sikap terbuka pesantren pada perbedaan sebagai cermin bahwa pesantren mewakili pandangan islam yang moderat.

“Kebersamaan itu kebutuhan bersama, bukan hanya kebutuhan minoritas melainkan kebutuhan mayoritas juga”, kata Dudang.

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, Samsudin dan Dudang melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat dengan memberi pemahaman dan penyuluhan.

Disampaikan oleh Ketua COY GKI Bandung, Vandy Wijaya, bahwa kunjungan pihaknya ke pesantren dalam rangka menghadirkan keakraban satu sama. Hal yang sama dikemukakan pembina pemuda GKI Daliyanti. Menurutnya, silaturahmi ditengah perbedaan merupakan pemandangan yang indah, saling berbagi, sebagai wujud cinta kasih Tuhan kepada sesama.

“Harapan dalam kegiatan ini dapat mempersatukan saudara setanah air dan senusa bangsa. Alhasil, tumbuh rasa percaya dengan membuka pintu persatuan,” ungkapnya.

Koordinator Jakatarub, Wawan Gunawan menjelaskan, bahwa peran Jakatarub merupakan fasilitator bagi aktualisasi kebersamaan dari komunitas lintas agama untuk menjaga dan merwawat keberagaman.

“Kami hanya menjadi fasilitator. Ibarat kabel. Bahasa Arab dari kabel itu habel, sehingga lahir istilah hablu min allah dan hablu min an-nas, Jakatarub mengkoneksikan Pesantren At-Tamur dan COY GKI ditemani PMII. Karena semuaya hidup di tanah yang sama dan minum air yang sama.,” kata Wawan.

Pertemuan COY GKI dengan Pesantren At-Tamur dikarenakan adanya persepsi yang sama untuk menerima perbedaan dengan perdamaian. (AN/Edi).