Musik dan Ramadhan

84

Setiap manusia menyukai musik dan tidak perlu mampu memainkan alat musik. Musik adalah hal yang ghaib, tersimpan di dalamnya aura yang hanya bisa dinikmati dengan Jiwa dan Rasa.

Musik itu setia dan patuh, setiap irama atau alunan nada tidak pernah berpaling terhadap pasangannya. Ketika ” DO ” atau Nada dasarnya ” D “, maka pasangannya ” E, Fis, G, A, B, Cis, D ” begitu pun nada dasar yang lainnya.

Begitulah Ibnu Sina (980 – 1037), Ilmuan Islam berbicara tentang musik/pengaturan nada suara dijelaskan dalam kitabnya ” Al-Musiqa Al-Kabir ”

Sejatinya musik adalah mahluk yang setia dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh sang pencipta musik, walaupun Tujuh Nada Dasar Musik ini telah melahirkan alunan dan jenis musik yang berbeda-beda. Itulah filosofi bagi kehidupan kita sebagai penikmat musik yang layak menjadi manusia yang patuh dan setia pada sang pencipta.

Di bulan suci Ramadhan ini, kita harus bersyukur dan bergembira, selain keberkahan yang terus mengikuti setiap langkah kita, saudara kita para pedagang kolek, jualannya laku, ada jualan Online banjir order, ada pula panggung musik ngabuburit sambil menunggu Adzan magrib.

Di negara tercinta ini, semua bisa dilakukan sesuai dengan etika yang telah kita miliki dan telah disepakati. Tradisi setiap daerah berbeda-beda dan kita wajib untuk menghormatinya, dan menyesuaikan dengan tradisi yang ada.

Seperti halnya panggung musik ngabuburit yang terkadang jadi buah bibir di masyarakat, karena ini bulan Ramadhan, sejatinya kita menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, yang harus di jadikan pertimbangan itu adalah bukan boleh dan tidak, bukan benar dan salah, tetapi baik dan tidak baik, sebagai penghormatan dan etika sebagai mahluk Tuhan paling TOP.

Begitupun sebaliknya, sebagai masyarakat kita harus jeli memandang, patuh mendengar berdasakan teori dan bukti, jangan kemudian diawali dan dilandasi dengan su’udzon, berprasangka buruk, apalagi selalu menyudutkan dan dikaitkan dengan Pemerintah ketika ada kesalahan yang terjadi, karena belum tentu yang kita duga itu sesuatu yang benar.

Di bulan suci Ramadhan ini, marilah kita saling menghormati, menghargai, mencari jalan solusi, jangan saling mencaci, serta mencari sisi positif dari setiap kejadian yang terjadi. Siapapun berhak atas kehidupan di negara ini, asalkan jangan mau menang sendiri, tetapi harus juga tahu diri.

Mudah-mudahan dengan memahami musik secara utuh, kita bisa memahami arti kehidupan yang lebih berarti.

Al-Hikmah, 23 Ramadhan 1348 H
Ricky Assegaf