PMII Cianjur Ikuti Jejak Gusdur

328

Cianjur- Banyak masyarakat modern yang mulai memikirkan relevansi agama yang berkembang hingga saat ini. Sebagian tetap berpegang teguh pada tradisi agama, sebagian lagi mengembangkannya, sebagian lagi mengadakan reformasi besar-besaran, dan tak sedikit yang menentang agama-agama dan memilih untuk tidak beragama. Agama dalam sejarah sering kali mengalami pertikaian, dan sering kali menimbulkan teror.

Agama sungguh tidak layak untuk dipersalahkan, yang menjadi masalah ialah sikap fanatik yang menyulut api kebencian dalam diri individu maupun kelompok.

Tak terkecuali PMII Cianjurpun mendapat serangan yang luar biasa dari berbagai pihak, baik Masyarakat biasa, Tokoh Agama, Guru, Dosen dan Tokoh Masyarakat.  Berbagai pendapat  dan justifikasi mereka lontarkan berkaitan dengan menyebarnya Photo PMII Cianjur melakukan Dialog Kebhinekaan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Cianjur. Yang sangat saya sayangkan pendapat itu muncul dari orang-orang yang dipandang sebagai kaum intelektual namun tanpa ada proses Tabayun terlebih dahulu , mereka langsung menjustikfkasi dengan berbagai tuduhan yang tidak Objektif apalagi keluar dari konteks apa sebetulnya yang PMII Cianjur  lakukan.

Informasi yang mereka dapatkan tidak utuh dan lebih parah lagi mereka melakukan penafsiran sendiri seperti ada yang mengatakan PMIII Cianjur di Baptis di Gereka. PMII Cianjur hanya melakukan kegiatan Diaolog biasa pada memomentum Hari Hak Asasi Internaisonal  Sebagai aplikasi keimanan terhadap NKRI & Kebhinekaan yang semakin hari semakin luntur dikalangan masyarakat beragama.

Islam mengajarkan bahwa agama Tuhan adalah universal karena Tuhan telah mengutus Rasul-Nya kepada setiap umat manusia (QS. al-Nahl (16): 36). Selain itu, ajaran Islam juga mengajarkan tentang pandangan tentang kesatuan kenabian (nubuwwah) dan umat yang percaya kepada Tuhan (QS. al-Anbiya’ (21): 92). Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam. Ujar’Fauzi

(Ted)