Menggugat klaim salafi wahabi

176

Menjadi manusia umat nabi yang mengikuti ajaran nabi dan sunnah sunah nabi adalah cita-cita setiap muslim (mu’min kamil), namun hendak mengikuti ajaran nabi yang murni seakan sukar di era sayber ini, banyak faham-faham yang harus diwaspadai pada akhir zaman ini, setiap golongan mengaku dirinya masing2 ajaran baik, generasi2 mudapun tergiur dengan iming2 dan klaim mereka ahlul jannah.
Nampak di Negara ini ratusan ormas2 yang melebali dadanya dengan islam namun, jika ditelususri dan diperdalam ajaranya tidak sesuai dengan aturan UU dan Pancasila, atau bahkan dengan fitrah islam sendiri (RAHMATAN LIL ‘ALAMIN).
Akhir-akhir ini kita (warga Nahdliyyin) sering kali dikafirkan dan dimunafikan Oleh sekelompok aliran radikal yang hendak mengganti Hukum fositif dengan Hukum islam menurut mereka, dan sedari dulu kita kerap dibid’ahkan oleh sekte faham Muhammad Bin Abd Wahab (WAHABi), ada baiknya Disini saya mengutip dan mengembangkan Trilogi Data penyimpangan Wahabi.
Berbicara tentang Salafi Wahabi memang sangat menarik, Bagaimana tidak? Sekte yang satu ini begitu berani mengklaim dirinya yang paling benar, paling murni, paling bertauhid, dan paling mengikuti Rasulallah SAW. Meskipun bertolak belakang dengan kenyataan dan banyak berbenturan dengan Al-Qur’an dan Hadits-hadits shohih.
Oleh karenanya, kaum salafi wahabi akan selalu berkata, “berdasarkan firman Allah”” dan atau “berdasarkan sunnah/ hadts nabi”,. Sedangkan para pengikut Ulama mayoritas (AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH) sering berkata, “menurut imam An-Nawawi di dalam kitab Beliau” atau “menurut imam Gozali di dalam kitabnya” atau ” telah disebutkan oleh imam as-subki di dalam kitab beliau” atau “syaikh salim bin sumair al-Hadhrami di dalam kitab beliau berkata” dan lain sebagainya.
Bila ditanya, Bukankah lebih tinggi Al-Qur’an dan hadits daripada pendapat para Ulama? Benar, tetapi masalahnya bukan pada Al-Qur’an atau hadits melainkan pada pemahamanya.karena para ulama terkemuka itu juga berdasarkan Al-Quran dan hadits, sebab, kalau bukan berdasarkan kedua sumber ini, atas dasar apa para ulama mengeluarkan pendapat? Sedangkan para Ulama adalah pewaris nabi.
Dengan begitu, seharusnya mereka juga bertanya, mana yang lebih bagus dan selamat, menyampaikan ayat Al-Qur’an dan hadisdengan pemahaman sendiri, atau menyampaikan pemahaman para Ulama tentang ayat Al- Quran dan hadist? Terbukti, ternyata kaum salafi wahabi banyak keliru menempatkan dalil karena mereka memahami dalil tersebut hanya berdasarkan pemahaman mereka sendiri (hawa nafsu) yang sarat dengan kepentingan.
Diakibatkan kekeliruan itulah, maka ratusan Ulama terkemuka dari berbagai madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali, Ja’fari/ Ahlul Bait, Syiah itsna Asyariah) sepakat atas kekeliruan salafi wahabi yang bertabrakan dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
Banyak Ulama-ulama kontemporer terkemuka saat ini juga menyatakan kekeliruan dan penyimpangan faham salafi wahabi seperti: Prof. Dr. Ali Gomaa (Mufti mesir sekaligus guru besar Al-Azhar), Prof. Dr. Yusuf Qardhawi (Dai International dan pemikir terkemuka Qatar asal Mesir) dan Ulama besar lainya. (Ulama sejagat menggugat salafi wahabi, pustaka pesantren, 2011,Hal 27 karangan Syaik Idahram).
Satu hal yang sangat penting untuk menjadi pegangan setiap muslim adalah, pesan Nabi SAW. Kepada umatnya untuk selalu mengikuti AS-SAWAD AL-A’ZHAM (kelompok mayoritas) di saat terjadi berbagai fitnah dan perpecahan di tengah umatnya. Beliau bersabda, “Umatku tidak akan berkumpul dalam kesesatan, dan tangan Allah yakni rahmat Allah bersama jamaah seperti ini, maka ikutilah As-Sawad Al-a’zham, karena orang yang memisahkan diri berarti dia memisahkan diri kedalam neraka”(HR. Tirmidzi, Hakim, Thabrani). Atau dalam hadits yang lain yang selaras isinya dengan hadits di atas yang diriwayatkan oleh Hakim dan Ibnu Majah
Disinilah artikel terkait semaraknya sekarang pemahaman2 yang sangat ditakutkan oleh nabi yang mengatasnamakan agama mengutif Al-Quran dan hadits namun hanya semata untuk meraih rasa simpatik dari manusia. Bahkan nabi sendiri tidak akan takut sama sekali kepada umatnya menjadi takut, melainkan nabi takut akan umatnya yang memperebutkan dunia, sebagaimana hadits beliau SAW,” Sesungguhnya aku telah diberikan berbagai kunci gudang-gudang dunia, dan sesungguhnya aku tidak takut sama sekali kalian akan musyrik setelahku, namun yang aku takutkan terhadap kalian adalah kalian yang memeperwbutkan dunia.”( HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqi, Thabrani, Ibnu Hibban dan lainya). Sekian artikel untuk malam ini semoga ada manfaatnya bagi para pembaca untuk senantiasa mengikuti nabi dengan cara memahami dan mentela’ah ilmu karya Ulama2 ASWAJA. Penulis mohon banyak dimaafkan dan koreksi apabila ada salah pemahaman dan penulisan pada artikel di atas.
Dede Maulana