Haul Albar Mama Sempur ke 48 Digelar 17 Juni 2023

584


Purwakarta-Setiap tanggal 27 Dzulqaidah dilakukan peringatan hari wafatnya KH Tubagus Ahmad Bakri alias Mama Sempur. Biasanya acara dilangsungkan di komplek pemakaman ulama kharismatik tersebut, Desa Sempur, Kecamatan Plered.
Peringatan Haul Albar Mama Sempur ke 48 puncaknya jatuh pada hari Sabtu,17 Juni 2023 dari pukul 20.00-selesai.
Biasanya lebih dari dua atau tiga pekan sebelum hari-H, lokasi pemakaman Mama Sempur berubah menjadi lautan manusia. Para peziarah yang datang ke makam ulama besar ini bukan hanya dari Purwakarta, melainkan hampir dari penjuru daerah Jawa Barat, bahkan dari luar Pulau Jawa.
Mereka datang dari Tasik, Bandung, Subang, Karawang, Cikampek, Cirebon, Indramayu, Cianjur dan daerah lainnya di Jawa Barat. Sementara luar Jawa Barat ada dari Banten, Jakarta dan luar Jawa seperti Makassar.
Banyaknya peziarah yang datang, menjadi hajatan besar bagi warga Purwakarta, khusunya warga Plered. Peziarah yang rela berdatangan dari berbagai pelosok membuktikan bahwa Mama Sempur adalah ulama besar yang namanya dikenal di berbagai penjuru wilayah.
 
Mama Sempur lahir di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Purwakarta pada tahun 1259 Hijriah atau bertepatan pada 1839 sebelum masehi. Dia merupakan putra pertama dari pasangan KH Tubagus Sayida dan Umi.
Berdasarkan sejarahnya, Mama Sempur adalah keturunan Rasulullah SAW dari silsilah jalur ayahnya. Dikutip dari laman Nu.or.id, ayah KH Tubagus Sayida yang juga kakek dari Mama Sempur adalah KH. Tubagus Arsyad.
Dia seorang Qadi Kerajaan Banten, namun Mama Sempur nampaknya tidak berminat untuk menjadi Qadi Kerajaan Banten menggantikan posisi ayahnya dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Banten.
 
Perjalanan Syekh Tubagus Arsyad dari Banten membawanya sampai ke daerah Citeko, Plered, Purwakarta, di tempat inilah Tubagus Sayida bertemu dan menikah dengan Umi hingga berputra Tubagus Ahmad Bakri pada tahun 1839 Masehi.
Keluarga Syekh Tubagus Ahmad Bakri adalah keluarga yang taat beragama, ayahnya merupakan salah satu ulama kharismatik sehingga pendidikan agama Syekh Tubagus Ahmad Bakri di usia dini diperoleh dari ayahnya. Adapun Ilmu-ilmu yang dipelajari oleh Syekh Tubagus Ahmad Bakri meliputi Ilmu Tauhid, Fiqih, Tasawuf, Nahwu, Sharaf, Hadits dan Tafsir.
Menurut salah seorang cucunya, setelah ilmu dasar agama dianggap cukup, Mama Sempur memutuskan untuk menimba ilmu ke pesantren yang ada di Jawa dan Madura. Sebelum berangkat, Syekh Tubagus Sayida berpesan kepada Ahmad Bakri agar jangan berangkat ke Banten apalagi menelusuri silsilahnya, ia baru diperbolehkan melakukan hal tersebut ketika masa studinya di pesantren selesai. Beberapa ulama yang pernah ia timba ilmunya adalah Sayyid Utsman bin Aqil bin Yahya – Betawi, Syekh Soleh Darat bin Umar – Semarang, Syekh Ma’sum bin Ali, Syekh Soleh – Cirebon, Syekh Syaubari, Syekh Ma’sum bin Salim – Semarang, Raden Haji Muhammad Roji Ghoyam – Tasikmalaya, Raden Haji Muhammad Mukhtar – Bogor, Syaikhona Kholil al-Bangkalani – Madura, bahkan di Syekh Kholil inilah dia mulai futuh (terbuka pemikirannya) terhadap ilmu pengetahuan agama Islam.
Pengembaraan di dunia intelektual tidak membuat Mama Sempur merasa puas. Untuk itu akhirnya dia memutuskan untuk berangkat menuntut ilmu ke Mekkah. Di sana ia belajar kepada Syekh Nawawi al-Bantani dan Ulama-ulama Nusantara lainnya. Setelah dianggap cukup dan berniat menyebarkan Agama Islam, ia kemudian pulang ke Purwakarta dan mendirikan pesantren di sana.
Pada tahun 1911 Masehi Syekh Tubagus Ahmad Bakri mendirikan Pesantren di daerah Sempur dengan nama Pesantren As-Salafiyyah. Di pesantren yang didirikannya inilah kemudian ia banyak menuangkan pemikirannya dalam berbagai kitab yang ditulis. Syekh Tubagus Ahmad Bakri mengabadikan hidupnya hanya untuk mengaji atau thalab ilmu, hingga thalab ilmu inilah yang menjadi jalannya untuk mendekatkan diri kepada Allah (tarekat).
Mama Sempur wafat pada Malam Senin, 27 Zulkaidah 1395 H bertepatan dengan 1 Desember 1975 M.(***) Aji Setiawan
Simpedes BRI 372001029009535