Dakwah Aswaja An-Nahdliyah melalui GP Ansor

164

Dakwah Aswaja An-Nahdliyah melalui GP Ansor

Hari ini, Minggu 27 Agustus 2017, tepatnya siang ini, saya baru saja sampai di Padepokan Al-Bushtomi, Sinarangcang, Mundu. Tepat di kediaman Ust Ujang Bushtomi, Ketua GP Ansor Kabupaten Cirebon. Udara siang ini memang sangat panas, tetapi anginnya sepoi-sepoi, apalagi di sini dekat dengan Setu Patok.

Perkumpulan ini diiniasi dalam rangka Rapat Kerja (Raker) GP Ansor Kabupaten Cirebon untuk menampung program-program satu periode ke depan, dalam masa 4 tahun kepengurusan. Raker ini dibagi ke dalam beberapa Departemen, saya diajak masuk ke dalam Departemen Agama dan Ideologi. Dan saya pribadi sudah mengusulkan beberapa program untuk Departemen ini.

Berikut beberapa program yang saya usulkan: karnaval Aswaja, dialog Aswaja lintas agama, pemasangan logo NU di 400 masjid Desa se-Kabupaten Cirebon, mengaji Aswaja dan tabligh akbar, sekolah Aswaja, lomba-lomba keaswajaan, training dai Aswaja, ziarah, pembuatan buletin dan lain sebagainya. Saya terbuka kepada khalayak untuk urun masukan berkenaan dengan program-program strategis.

Dewasa ini kita sedang dihadapkan pada bahaya idelogisasi salafi-wahabi dan beberapa upaya radikalisasi. Radikalisme, terorisme berikut paham-paham anti-Pancasila dan NKRI. Untungnya basis NU dan Pesantren di Kabupaten Cirebon sangat kuat. Di berbagai belahan Timur, Selatan, Barat, Utara banyak berdiri Pesantren-pesantren besar yang dibentengi dengan ideologi Islam Ahlus Sunah Waljamaah An-Nahdliyah, Islam yang rahmatan lil’alamin, Islam yang berkesuaian dengan tradisi bangsa.

GP Ansor harus turun ke bawah. Dakwah dari Desa ke Desa, dari masjid ke Masjid, dari Kecamatan ke Kecamatan. Tidak kalah penting juga agar GP Ansor bisa bekerjasama dengan berbagai pihak misalnya Pemerintah Daerah Kabupaten dan Forum Kuwu Kabupaten Cirebon. Ini semua dilakukan agar dakwah Aswaja An-Nahdliyah GP Ansor merata ke berbagai koridor.

Saya sendiri beberapa kali shalat dhuhur atau Jum’at di Masjid Agung Sumber, mulai banyak para pejabat dan PNS di lingkungan Pemda Kabupaten Cirebon yang tampilan zahirnya mengarah pada ideologisasi kelompok Islam radikal. Saya ingin menegaskan bahwa siapapun yang berjidat hitam, bercelana cingkrang, berjenggot panjang, berjilbab serba panjang dan serupanya bukan kelompok radikal, tetapi berpotensi besar melakukan upaya-upaya radikal. Mereka ini pada dasarnya orang-orang yang baru belajar Islam.

Untuk itu upaya penguatan ideologi Aswaja An-Nahdliyah ini harus terus digalakkan, baik di internal maupun eksternal GP Ansor, di masyarakat akar rumput maupun lingkungan pemerintahan. Yang tak kalah penting juga agar GP Ansor Kabupaten dan Kota bersinergi, sebab wilayah Kota Cirebon termasuk wilayah rawan ideologisasi salafi-wahabi dan kelompok Islam radikal.

Akhirnya, saya dan kita harus mengerahkan semua kemampuan kita untuk terus menjaga Cirebon dan NKRI dari infiltrasi salafi-wahabi dan kelompok Islam radikal yang lain. Saudara-saudara kita yang berbeda agama dan aliran kepercayaan, harus mendapatkan jaminan keamanan dari GP Ansor dan Banser, bekerjasama dengan aparat kepolisian.

Wallaahu a’lam.

Mamang M Haerudin (Aa)
Calon Bupati Cirebon

Padepokan Al-Bushtomi, 27 Agustus 2017, 14.16 WIB.