Prihatin Dengan Kondisi Bangsa, Nahdliyin Bandung Barat Gagas Acara Sarasehan

175

Bandung Barat, (ansorjabar online)
Kondisi bangsa saat ini dinilai sangat memprihatinkan. Kebencian, fitnah dan adu domba baik sesama maupun antar ummat beragama seolah menjadi santapan harian. Ditengah keterbukaan informasi melalui media sosial, fenomena tersebut telah mengarah pada konflik yang mencederasi keutuhan hidup bersama sebagai sebuah bangsa.

Untuk menyikapi hal tersebut, Nahdliyin Bandung Barat menggagas sebuah acara bertajuk Sarasehan pada Sabtu (20/05/2017), bertempat di Pondok Pesantren al-Ghuroba, Sindangkerta,Bandung Barat. Tujuan utamanya untuk merumuskan pikiran dan sikap bersama masyarakat pesantren dalam menyikapi isu-isu aktual yang berkembang saat ini.

Menurut salah satu inisiatornya KH. Hilman Farid, Nahdlatul Ulama (NU) sepanjang perjalanan sejarah bangsa senantiasa memiliki inisiatif dan terobosan untuk memecahkan persoalan dengan berpijak pada khazanah dan nilai tradisinya, yaitu pesantren.

“Kita cukup prihatin dengan perkembangan akhir-akhir ini. Saling hujat dan caci maki dan berebut benar antar satu kelompok dengan kelompok lainnya. Melalui acara sarasehan ini kita berembuk untuk menghasilkan pikiran dan sikap bersama dari kalangan pesantren,” kata pimpinan pesantren Al-Amin Sumur Kembang Bandung Barat ini.

Dikatakan oleh Kyai Hilman Farid, tema yang diangkat dari acara ini adalah Revitalisasi Fikrah Nahdliyah dalam Bingkai NKRI.

Menurutnya, fikrah nahdliyah senantiasa menempatkan kepentingan agama dan keselamatan bangsa sebagai sama pentingnya. Agama dan Negara merupakan dua hal penting untuk dirawat dan dijaga secara bersamaan. Tidak untuk dibentur-benturkan dan diperhadapkan. Kebersamaan, harmoni dan kemaslahatan hidup bersama menjadi karakteristik utama dari pola pikir komunitas pesantren (nahdliyin).

“Walaupun kita ada di pinggiran dan kampung, komitmen untuk berkontribusi bagi kemaslahatan bangsa harus terus disuarakan. Kita tidak ingin komunitas pesantren dan warga nahdliyin umumnya terjebak pada berbagai propaganda dan opini yang berkembang yang justru bertolak belakang dengan cara berpikir (fikrah) nahdliyah yang telah digariskan para ulama kita,” ujarnya.

Menurut ketua pelaksana kegiatan Sarasehan KH. Cecep Suryana, rencananya kegiatan sarasehan ini akan diikuti oleh sekitar 300-an peserta, baik dari aktivis NU dan banomnya, pimpinan pondok pesantren, majelis ta’lim dan undangan lainnya se-Bandung Barat.

“Beberapa narasumber telah menyanggupi untuk hadir. Kita juga mengundang dari Polres dan Dandim. Mudah-mudahan ini jadi wahana merekatkan tali silaturahmi diantara warga nahdliyin. Dari forum ini juga akan dirumuskan beberapa rekomendasi untuk disampaikan kepada pemerintah dan masyarakat luas” kata Kyai Cecep.

Dari agenda acara yang disebar pantia, rencananya beberapa narasumber yang akan memandu acara ini adalah KH. Aa Maulana (Rois Syuriah PCNU KBB), KH. Hilman Farid (Inisiator), KH. Cecep Suryana (Inisiator), Deni Ahmad Haidar (Ketua PW Ansor) dan Dr. Wawan Gunawan, MA (Sekretaris Lakpesdam NU Jabar). (edi)

Foto: Rapat persiapan panitia Sarasehan Nahdliyin Bandung Barat